Merdeka.com - Musim mudik Lebaran tahun ini masih disambut meriah. Meski perekonomian tengah sulit, namun tidak menyurutkan euforia mudik masyarakat Indonesia.
"Saya kira karena kebutuhan orang mudik saja daya belinya tinggi jadi sepertinya enggak pengaruh pelemahan ekonomi," ujar Menteri Ignasius Jonan di komplek Menteri Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Jonan menyebut, sekitar 11.358 juta penduduk Indonesia melakukan ritual mudik pada Idul Fitri tahun ini. Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said mengingatkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan agar selalu siaga mengawasi arus mudik dan balik Lebaran. waktu siaga arus mudik kini telah diperpanjang dari H-15 hingga H+9 Lebaran.
Jumlah pemudik tahun ini diperkirakan bakal tembus 20 juta orang memakai angkutan Lebaran. "Apa yang beliau lakukan sudah maksimal, Kementerian Perhubungan tetap menjaga stabilitas supaya tetap dijaga. Jangan sampai lengah, atau bisa menghambat kenyamanan yang pergi dengan yang pulang kembali," kata Muhidin.
Saat ini, seusai musim mudik sudah terlewati, Menhub Jonan mengungkapkan kekecewaannya akan kinerja arus mudik tahun ini. Apa saja kekecewaan Menteri Jonan? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
1.
Bus tak menjadi moda transportasi favorit
Merdeka.com - Kementerian Perhubungan berjanji
memperbaiki fasilitas transportasi umum khususnya untuk jalur darat.
Pemerintah prihatin dengan semakin menurunnya minat masyarakat dalam
menggunakan moda transportasi bus.Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan dalam pelaksanaannya, akan mengajak semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana angkutan bus.
"Saya akan duduk bersama dengan organda, para pemangku kepentingan Bupati, Walikota terkait, Gaikindo, Korlantas, membicarakan angkutan bus agar bisa dinikmati masyarakat," ujar dia di kantornya, Jakarta.
Rencana peningkatan fasilitas transportasi darat ini lantaran selama Lebaran 2015 banyak pemudik lebih beralih menggunakan kendaraan pribadi. Padahal, kata Jonan resiko kecelakaan menggunakan kendaraan pribadi lebih besar dibanding jika menggunakan transportasi umum.
"Angkutan jalan turun sekitar 10 persen, bukan satu keprihatinan tapi satu fakta angkutan bus mulai menurun," jelas dia.
2.
Bus abai keselamatan karena speedometer tak berfungsi
Merdeka.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
mengaku telah melakukan sidak selama Lebaran kemarin mulai H-7 hingga
H+7 di titik terminal-terminal bus kota. Jonan mengunjungi Terminal
Terboyo Semarang, Terminal Purabaya Surabaya dan juga Kampung Rambutan, Pulogadung serta Kalideres di Jakarta.Dari hasil kunjungan kerjanya, Jonan mengaku kecewa dengan pelayanan angkutan transportasi darat terutama bus kota. Dia menemukan beberapa bus antar kota mengabaikan keselamatan karena speedometer yang tidak berfungsi.
"Pada H-4 saya ke Terminal Terboyo Semarang saya lihat satu bus yang akan berangkat dari Semarang ke Surabaya, speedometer nya tidak berfungsi loh. Saya pikir kalau speedometer tidak jalan angkutan umum tidak boleh jalan," ujar dia di kantornya, Jakarta.
Jonan menuturkan, speedometer menjadi salah satu poin penting dalam perjalanan untuk memantau kecepatan kendaraan. Hal ini sangat berhubungan dengan keselamatan bus selama di perjalanan.
3.
8.759 Jadwal penerbangan mengalami delay
Merdeka.com - Kementerian Perhubungan mencatat selama
Lebaran 2015 terdapat 8.759 penerbangan mengalami keterlambatan
penerbangan atau delay. Data tersebut berdasarkan hasil pantauan tim
posko angkutan udara sejak tanggal 2 Juli 2015 atau H-15 sampai dengan
26 Juli 2015 atau H+8.Sementara, dari 41.943 total penerbangan, 77,73 persen atau 32.603 penerbangan tepat waktu. "Dan 20,88 persen atau 8.759 penerbangan mengalami keterlambatan," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Kantornya, Jakarta.
Meski ada keterlambatan penerbangan selama Lebaran, secara keseluruhan pelayanan angkutan umum lebih baik dibanding dengan kegiatan arus mudik Lebaran 2014.
4.
Tiket kapal masih ketinggalan zaman
Merdeka.com - Saat melakukan pantauan arus mudik di
Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Rabu (15/7), Menteri Perhubungan
mengkritik sistem penjualan tiket penumpang kapal laut di pelabuhan
tersebut yang sudah ketinggalan zaman. Sistem ini dinilai menyulitkan
calon penumpang mendapatkan tiket secara murah dan cepat.Penumpukan penumpang angkutan laut yang terjadi di Pelabuhan Trisakti diyakini sebagai salah satu dampak tak maksimalnya sistem penjualan tiket.
"Kalau dilihat dari tiketnya, juga terlihat kuno, seharusnya perusahaan pelayaran sudah memanfaatkan teknologi, antara lain dengan menjual secara online," ujar Jonan seperti dilansir Antara.
Dia menginstruksikan operator pelabuhan memodernisasi sistem penjualan tiket agar memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan secara baik dan cepat.
"Sistem ini pengaruhnya sangat besar agar penumpang angkutan laut tidak harus sampai tidur di pelabuhan. Dengan sistem online, masyarakat tidak perlu ke pelabuhan untuk mendapatkan tiket, dan mereka sudah bisa memastikan kapan akan berangkat, dan kapan harus ke pelabuhan," katanya.
Jonan menuturkan, yang terjadi saat ini, masyarakat dari daerah terpencil harus datang ke pelabuhan untuk membeli tiket. Itu pun tanpa mengetahui pasti waktu keberangkatan. Tidak heran terjadi penumpukan calon penumpang selama berhari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar