VIVA.co.id - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, pada siang ini akan tiba di Jakarta. Ini merupakan kunjungan pertama Cameron usai terpilih kembali menjadi Perdana Menteri dalam pemilihan umum Mei lalu. Namun, bagi Cameron, ini juga kali kedua dia mengunjungi Indonesia.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, dalam jumpa pers
yang digelar pada Minggu kemarin di gedung kedutaan di kawasan
Kuningan, Jakarta Selatan mengatakan RI menjadi negara pertama di luar
Eropa, bahkan di Asia Tenggara yang dikunjungi Cameron.
"Sebab, Inggris menganggap Indonesia sebagai rekan penting, baik
kini hingga masa depan. Kami percaya Indonesia akan menjadi salah satu
negara bersama India dan Tiongkok yang membentuk ekonomi di Asia dan
dunia pada abad ke-21," ujar Malik.
Selain itu, Malik melanjutkan, kunjungan pemimpin Partai
Konservatif itu merupakan indikasi komitmen kami dalam menjalin kerja
sama. Selama berada di Indonesia, Cameron akan bertemu Presiden Joko
Widodo pada sore hari.
Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan menyambangi kantor
Sekretariat Jenderal ASEAN. Cameron juga dijadwalkan akan membuka forum
bisnis pada hari Selasa esok. Maka, tak heran jika dalam kunjungan ke
Jakarta, dia turut memboyong 30 pengusaha.
Malik mengatakan Inggris mencoba menjadi mitra bagi Indonesia untuk mewujudkan visi negara maritim Presiden Jokowi.
"Forum bisnis akan membahas sejumlah sektor seperti teknik,
keuangan, energi dan teknologi. Seperti yang diketahui Presiden RI
memiliki rencana ambisius untuk membangun infrastruktur, sementara
Inggris dapat menawarkan rancangan serta teknologi di bidang itu," ujar
Dubes keturunan Pakistan itu.
Inggris, kata Malik juga tertarik untuk menjalin kerja sama dalam
teknologi luar angkasa. Menurut Malik, agar Indonesia bisa mengawasi
wilayah perairan dan meminimalisasi dampak perubahan iklim, dibutuhkan
teknologi satelit.
Bidang lain yang menjadi fokus Inggris yakni penanganan terhadap
paham ekstrimisme dan aksi terorisme. Oleh sebab itu, Cameron akan
bertemu dengan pemimpin agama untuk saling berbagi pengalaman.
"Kami akan bertemu untuk memetik pelajaran mengenai cara Indonesia membina toleransi dan melawan ekstrimisme," tutur Malik.
Inggris dan Indonesia memiliki masalah bersama dalam memerangi
paham ekstrimisme. Terlebih saat ini kelompok yang menamakan diri
Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) kian menjadi magnet bagi para
warga asing untuk ikut bergabung. Padahal, kelompok itu telah
menyalahgunakan nama Islam.
"Menurut data Pemerintah Indonesia, sekitar 500 WNI diketahui telah
bergabung dengan ISIS. Sementara, angka di Inggris lebih tinggi,
walaupun jumlah penduduknya lebih sedikit. Kami akan belajar dari
Indonesia bagaimana menangani ekstrimisme dan membangun toleransi,"
papar Malik.
Cameron akan berada di Jakarta hingga hari Selasa esok. Kemudian, dia akan melanjutkan kunjungannya ke Malaysia. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar