Laporan: Hendry Ginting
RMOL. Masyarakat Indonesia diminta menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa bangsa Indonesia telah mampu bersikap dewasa,
beragama dan menjunjung tinggi sikap toleransi antarumat.
"Dengan
kejadian di Tolikara ini justru seharusnya menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa rakyat Indonesia merupakan sebuah bangsa yang telah
mampu bersikap dewasa. Bangsa beragama dan memiliki toleransi yang
tinggi antar umat beragama dan bukan bangsa yang mengedepankan balas
dendam," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charlian ketika
dihubungi, Selasa (21/7).
Tak itu saja, dia meminta kepada
masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia kalau bangsa ini
bukan bangsa yang mudah terprovokasi, diadudoma dan dipecah-belah. Hal
itu sesuai dengan konsep negara kesatuan republik Indonesia.
"Suasana
permusuhan, perselisihan, perseteruan dan pecah belah inilah yang
diinginkan pihak asing dan kelompok-kelompok tertentu agar negara kita
lemah," tambahnya menanggapi kerusuhan di Tolikara, Papua.
Menurut
Anton lagi, peristiwa Tolikara kemarin harus bisa dijadikan sarana
untuk lebih meningkatkan kewaspadaan baik sebagai individu maupun
sebagai bangsa.
"Sekaligus ini harus dijadikan sarana
introspeksi,meningkatkan soliditas, meningkatkan rasa toleransi serta
lebih mengokoh rasa persatuan dan sesatuan seluruh elemen bangsa di
negara kita tanpa ada lagi sekat mayoritas dan minoritas," demikian
Anton.[wid]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar