VIVA.co.id - Harga minyak mentah dunia turun akibat penarikan cukup besar dari stok minyak di Amerika Serikat (AS). Melansir CNBC, Jumat 3 Juli 2015, minyak mentah AS ditutup turun 27 sen atau 0,55 persen menjadi US$48,52 per barel.
Patokan minyak mentah Brent turun 15 sen per barel pada US$53,20, setelah ditutup 8 sen lebih tinggi pada sesi sebelumnya. Harga minyak telah kehilangan lebih dari US$10 per barel selama bulan lalu.
"Ada orang-orang masih mencari data kemarin dan menjadi sentimen hari ini, tetapi kami juga memiliki dolar yang lebih kuat untuk menangani," kata David Thompson, wakil presiden eksekutif di Powerhouse, broker komoditas-khusus energi di Washington.
Dolar naik karena adanya berita pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua yang tumbuh setelah bank sentral AS berencana menaikkan suku bunga pada September.
Di sisi lain, negara produsen minyak OPEC, melihat permintaan minyak mentah akan naik dan berharap pasar akan lebih seimbang pada tahun depan. Meskipun Sekjen OPEC Abdallah El Badri mengaku tidak mengharapkan kelompoknya mengurangi produksi karena kebijakan pengutamaan pangsa pasar ketimbang harga.
JAKARTA - Menteri
Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel ogah dijadikan Kambing Hitam terkait
masalah dwelling time atau lamanya waktu bongkar muat di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Menurutnya, seluruh pihak terkait turut andil
dalam molornya dwelling time.
Selain kementerian terkait, Gobel juga
meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II bertanggungjawab dalam
melakukan penertiban di kawasannya.
"Ini memang harus ditertibkan, dan itu
bukan hanya di Kemendag saja. Tapi di semua, baik di Pelindo sendiri.
Semua harus melakukannya bersama. Tidak bisa hanya di Kemendag saja, di
kementerian lain juga demikian," papar Gobel di kantornya, Kamis
(30/7).
Untuk mempersingkat waktu bongkar muat
di pelabuhan, Kemendag kata Gobel telah mengeluarkan Peraturan Menteri
(Permen), terkait pengurusan izin impor, yang menyebabkan lamanya proses
dwelling time di pelabuhan.
Nantinya, para importir harus lebih dulu
mengurus izin impornya, sebelum membawa produk mereka ke Indonesia.
Bila ada importir yang masih bandel, maka barangnya tidak akan
diturunkan.
"Kalau sudah terbawa (produknya), mereka
tidak boleh bongkar dari kapal. Jadi mereka harus mengurus izinnya
lebih dahulu supaya tidak menciptakan adanya lubang yang menjadi
persoalan dan masalah," tandas pria berusia 52 tahun ini. (chi/jpnn)
- See more at:
http://www.jpnn.com/read/2015/07/31/317871/Ogah-jadi-Kambing-Hitam,-Menteri-Gobel-Minta-Pelindo-II-Ikut-Bertanggungjawab-#sthash.25lG3sYU.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar