BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 19 Mei 2011

Ditjen LP Bantah Penjara Tempat Aksi Teroris

Penelitian lembaga Australia yang menyebut teroris bebas berkontak di bui tak terbukti.

VIVAnews - Hasil penelitian Institut Kebijakan Strategis Australia (Australian Strategic Policy Institute) menunjukkan hal yang mengagetkan: para teroris membentuk 'pemerintah bayangan' di balik jeruji penjara.

Seperti dimuat theaustralian.com.au, Rabu 18 Mei 2011 malam, di balik sel, teroris bebas beraksi dengan melakukan perekrutan anggota, dan mengirimkan uang dari penjara ke penjara. Bahkan, setidaknya sekali, para teroris mengkoordinasi aksi teror.

Namun, penelitian ini dibantah Juru Bicara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Akbar Hadi Prabowo. Sekarang, hasil penelitian itu tidak bisa dibuktikan.

"Penelitian tersebut jika dikorelasikan dengan kondisi sekarang sudah tidak terbukti. Mungkin kalau dulu bisa jadi terbukti," kata Akbar kepada VIVAnews, Rabu malam, 18 Mei 2011.

Akbar mencontohkan, perbedaan jumlah tahanan di Lembaga Permasyarakatan yang berbeda pada masa lalu dengan sekarang. Lapas di Cipinang misalnya, jika dulu memuat 4000 narapidana, maka sekarang 1300 narapidana.

"Sekarang lapas Cipinang dibagi menjadi beberapa bagian, seperti LPK I, Rutan Cipinang, Rutan Narkoba, dan Rutan Tipikor titipan KPK. Jadi dengan adanya perubahan kondisi dan kuantitas napi kita dapat mengontrol para napi," kata Akbar.

Saat ini Dirjen Lapas sedang melakukan kerjasama dengan Densus 88, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), dan pihak Australia terkait tahanan kasus terorisme.

"Jika dalam penelitian tersebut dicantumkan ada kerjasama Australia dengan Dirjen Lapas, itu memang betul. Bukan hanya itu, kami juga kerja sama dengan pihak-pihak terkait dan menghasilkan alat ukur yang dinamakan alat VERA (Violent Extreme Risk Assesment)," jelas Akbar.

"Jadi alat ini dapat membantu kami untuk mengklasifikasi tingkat resiko dari napi yang melakukan tindakan kekerasan dan ekstrem. Dengan cara itu kami dapat mengetahui bagaimana menangani napi teroris," lanjut dia.(np)

Tidak ada komentar: