BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 17 Mei 2011

Kapolda Jateng Didaulat Lepas Kirab Ribuan Umat Buddha ke Borobudur

Parwito - detikNews

Magelang - Perwakilan Kementrian Agama tidak hadir dalam upacara ritual puja bhakti atau kirab ribuan umat Buddha yang merupakan prosesi keempat dalam rangkaian acara peringatan Waisak 2555 BE/ 2011. Kapolda Jateng Irjen Pol Edward Aritonang pun didaulat oleh Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha (Walubi), Hartati Murdaya untuk memberi komando sebagai tanda pelepasan kirab di depan Candi Mendut, Magelang, Jateng.

Upacara kirab puja bhakti ini yang harusnya dimulai sekitar pukul 08.00 WIB, molor karena perwakilan Kementrian Agama yang ditunggu-tunggu kehadirannya tidak nongol. Tanpa menunggu lama, kirab pun dimulai setelah beberapa menit setelah Edward Aritonang datang di Candi Mendut.

“Bapak, situ aja yang membuka dari kementrian belum datang. Bapak aja yah yang melepas devilenya dari pada menunggu terlalu lama,” ungkap Hartati kepada Edward.

"Ya sudah, kalau Ibu yang perintah, maka saya tetap akan laksanakan. Soalnya yang punya Walubi kan. Saya akan lepas bu," jawab Edward sambil memegang bendera panji-panji Walubi.

Ribuan umat Buddha beserta para bhiku dan bhikuni dari berbagai kota dan negara melakukan kirab secara khusuk. Dalam barisan kirab, terlihat beberapa rombongan di antaranya api dharma, air suci, kitab suci umat Buddha, hasil bumi (buah-buahan, sayur-sayuran, padi, ketela dan lainya)dibawa oleh bhiksu dan umat.

Selain itu, terdapat belasan peserta yang sengaja merias diri layaknya tokoh dalam sejarah perjalanan Buddha seperti; raja Dinasti Ming, raja Dinasti Ching, Sang Buddha Sidharta Gautama, Dewi Kwan Im, Bhiksu Tom Sam Chong, Kera Sakti, Dewa Api, Dewa Langit dan Dewa Bumi. Tak ketinggalan rombongan atraksi kesenian seperti Topeng Ireng, Truntung, Reog Ponorogo Singo Barong Sidoarjo Jatim, Liong Sam Sie serta belasan kesenian tardisional lainya juga ikut dan tampil setelah kirab puja bhakti digelar.

Kirab ini menempuh jarak sekitar lima kilometer dengan rute lewat jembatan Mendhut, Jalan Sampula, Jalan Syailendra Raya, Jembatan Sungai Elo, Jalan Brojonalan Kompleks Candi Pawon, Jalan Balaputradewa, Jalan Badrowati, Pos VII Taman Wisata Candi Borobudur dan menuju ke pelataran Candi Borobudur.

Akses jalan sepanjang Candi Mendut menuju candi Borobudur praktis ditutup karena barisan kirab mengular hingga mencapai 15 kilometer oleh barisan kirab yang diikuti ribuan umat Buddha dan para bhiksu dan bhikuni ini. Hartati menjelaskan, kirab ini merupakan tradisi lama yang pernah dilakukan oleh Sang Buddha Sidharta Gautama. Sehingga harus tetap dilaksanakan dan digelar.

“Sang Buddha dalam perjalananya mencari berkah dan kesucian menempuh berjalan kaki dari Candi Mendut menuju ke Candi Borobudur dan menyempatkan diri untuk singgah ke Candi Pawon,” tutur Hartati.

"Tujuan kirab ini sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap hasil bumi, sejarah yang telah diberikan yang maha kuasa. Sehingga diharap untuk kehidupan ke depan kehidupan umat Buddha bisa lebih makmur dan bermakna," tutup Hartati.

Tidak ada komentar: