Jakarta (ANTARA News) - Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Rexon Silaban mengatakan, peringatan hari buruh sedunia pada 1 Mei, yang juga dikenal dengan sebutan May Day, yang juga akan berlangsung  aksi ke jalan di Jakarta, Minggu, harus dijaga dari penyusupan gerakan lain.

"Kalau terjadi keributan, pasti disusupi gerakan lain," kata salah seorang fungsionaris organisasi buruh sedunia (International Labour Organization/ILO) itu kepada ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Dalam kaitan itu, ia mengemukakan, pemerintah harus tanggap menjaga suasana pesta dan aksi buruh.

"Juga yang lebih utama ialah menindak para penyusup dan pengacau itu," ujarnya.

Ia mengatakan hal tersebut guna menanggapi kesan yang dipertunjukkan sejumlah pejabat pemerintah dan aparat keamanan bahwa May Day di Jakarta bakal rusuh.

"Mari kita periksa dan berdayakan lingkungan kita masing-masing, buka dialog dan tunjukkan sikap saling menunjang. Bukan sebaliknya khawatir berlebihan," katanya.

Kekhawatiran berlebihan terhadap peringatan May Day di Jakarta, menurut dia, bisa saja karena mungkin ada perasaan berdosa dan pengkhianatan atau pengingkaran terhadap hak-hak serta nasib kaum buruh selama ini yang masih gagal diwijudkan oleh berbagai kalangan yang seharusnya turut bertanggung jwab.

Rexon Silaban pun meyakinkan semua pihak, termasuk pemerintah dan aparat keamanan, bahwa tidak perlu khawatir ada bentrokan yang direncanakan buruh.

"Kaum buruh tak sekejam itu. Tak ada tabiat suka merekayasa hal-hal negatif. Hidup saja sudah susah kok. Jadi, kita sama-sama harus fair, dan mari saling jujur dan tulus, dan saling menjaga," katanya.

Ia kemudian mengimbau, agar perayaan May Day di Jakarta maupun berbagai kota lain dilakukan secara damai dan penuh sukacita. "Ini adalah May Day fiesta, pesta di hari buruh," demikian Rexon Silaban.