BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 04 Mei 2011

PKB Pastikan Tak Ada Kadernya Mafia Fraksi

 Indopos
JAKARTA-Rumor mengenai keberadaan mafia lintas fraksi di parlemen yang berkomplot dengan pengusaha tertentu, direaksi serius oleh sejumlah elite Senayan. Sebagian mengaku tak yakin sebagian lagi bahkan menjamin tak ada anggota partainya yang terlibat mafia DPR. “Kalau saya berani pastikan tidak ada itu anggota Fraksi PKB yang ikut dalam aksi ala mafia lintas fraksi. Saya jamin itu,” kata Ketua Fraksi PKB Marwan Ja’far kepada INDOPOS, di Jakarta, kemarin (3/5). Sebagai ketua fraksi dia mengaku tahu persis prilaku dan tindak-tanduk ke-28 anggotanya di DPR. Menurut Marwan, anggotanya tidak memiliki keahlian untuk mengolah-olah kasus demi mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara membela-bela pengusaha tertentu.
Apalagi tindakan tersebut jelas-jelas tercela dan melanggar etika anggota dewan. Pernyataan Marwan ini merujuk statemen politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang menyebut, ada beberapa anggota DPR termasuk rekan-rekannya di Komisi III yang saat ini berprofesi sebagai mafia lintas fraksi. Kegiatan mereka di balik tugas-tugas legislasi adalah mengamankan cukong-cukong bandar berikut menghabisi lawan-lawan dari para cukong tersebut. Salah satu contohnya, Ruhut sempat menyebutkan sengketa kepemilikan TPI antara Harry Tanoesoedibjo dan Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut. “Mereka tanpa rasa malu membela habis Harry Tanoe, padahal sebelumnya mereka justru menyerang. Ini kelihatan sekali, menyerang hanya untuk bargaining,” terang Ruhut akhir pekan lalu. Senada dengan Marwan, anggota Fraksi Partai Hanura Akbar Faizal juga mengaku tidak percaya kalau ada di antara koleganya di fraksi yang ikut terlibat mafia DPR.
Saat disinggung mengenai nama Syarifuddin Sudding sebagaimana kerap disebut media sangat pro aktif dengan kasus sengketa TPI-MNC, Akbar Faizal menegaskan, sahabatnya tersebut adalah orang yang sangat menjaga kredibilitas. Jadi tidak mungkin melacurkan amanat sebagai wakil rakyat. “Pak Sudding itu seorang pengacara yang tentu saja sangat tahu dan paham bagaimana memahami sebuah kasus dan tahu apa yang harus dilakukan. Setahu saya dia tidak mungkin seperti itu,” paparnya. Soal sikap keras Sudding terkait sengketa TPI, menurutnya, itu semata-mata untuk membongkar kasus yang diduga penuh rekayasa hukum ini. Karenanya Faizal berharap sikap itu tidak dianggap sebagai sikap keberpihakan. Dia menegaskan, fraksinya pasti akan langsung memproses kasus mafiasi yang melibatkan anggotanya. Itu jika informasi yang didapat memang benar-benar berbasis bukti. (did)

Tidak ada komentar: