BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 08 Mei 2011

Puspen TNI: Paspampres Tidak Melakukan Kekerasan pada Rinaldi

Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Pusat Penerangan TNI memberikan klarifikasi mengenai kabar pemukulan yang dilakukan oleh anggota Pampampres terhadap Rinaldi Maulana. Memang remaja pria itu sempat diminta keterangannya di pos jaga Paspampres Istana Merdeka, namun tidak benar dia dikeroyok dan dipukuli hingga hampir pingsan.

Surat klarifikasi tersebut bernomor SP-135/V/2011/Pen dan disahkan Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A. Pernyataan klarifikasi tertanggal 8 Mei 2011 diterima redaksi detikcom pada Minggu (8/5/2011) sore.

Berikut kutipan lengkap dari pernyataan klarifikasi tersebut:

Menanggapi pemberitaan di detiknews.com berjudul “Mengaku Dipukuli Paspampres, Rinaldi Melapor ke Pomdam Jaya” Puspen TNI perlu mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya. Di dalam berita disebutkan bahwa 10 anggota Paspampres telah melakukan pemukulan muka, pipi serta perut kepada saudara Rinaldi hingga mau pingsan.

Setelah dikonfirmasi kepada Danpaspampres Brigjen TNI Agus Sutomo, ternyata tidak benar dan karena itu perlu diluruskan.

Kejadian sebenarnya diawali ketika pada hari Sabtu, 7 Mei 2011 pukul 08.30 WIB, anggota Paspampres (berjumlah 2 orang) yang sedang bertugas jaga di Pos I Istana Merdeka melihat seorang pemuda (yang kemudian diketahui bernama Rinaldi Maulana) membawa tas gendong yang sedang bersepeda melewati batas daerah terlarang mengarah ke depan Istana Merdeka.

Melihat situasi tersebut, 2 (dua) orang anggota Paspampres yang berada di Pos I mengambil langkah antisipatif dengan cara memanggil pemuda tersebut. Namun pemuda tersebut tidak menghiraukan dan bahkan terus maju menuju ke depan pintu istana.

Selanjutnya, anggota Paspampres mengejar dan akhirnya menangkap pemuda tersebut di depan pintu utama Istana Merdeka. Pemuda tersebut kemudian diajak ke pos jaga untuk dimintai keterangan.

Saat dilakukan pemeriksaan, pemuda tersebut tidak menunjukkan sikap yang kooperatif, dan bahkan tidak sopan serta terkesan melawan. Hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang seenaknya mengangkat kaki di atas kursi saat diberi penjelasan.

Karena sikap itulah anggota Paspampres kemudian memberikan tindakan dengan menepuk pipinya sekali dan mendorong kepala serta menyuruhnya push up selama 30 detik sambil diberi pengertian bahwa istana adalah simbol negara yang harus dihormati. Apalagi saat ini, bangsa Indonesia sedang dipercaya menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Asean (KTT Asean) yang dilaksanakan pada 7-8 Mei 2011.

Karena itu wajar apabila Paspampres saat ini sedang meningkatkan sistem pengamanan terhadap tempat – tempat yang akan dijadikan lokasi penyelenggaraan KTT Asean termasuk Istana Negara.

Sebenarnya, setelah diberi tindakan dan diingatkan akan pentingnya penghormatan terhadap simbol negara, pemuda tersebut disuruh berdiri dan telah dianggap selesai. Namun, ternyata pemuda tersebut melaporkannya ke Pomdam Jaya.

Saat ini Komandan Paspampres sedang memeriksa anggota jaga tersebut dan apabila ditemukan kesalahan pada anak buahnya Komandan Paspampres tidak segan-segan melakukan tindakan sesuai aturan yang berlaku, karena Komandan Paspamres tidak pernah memerintahkan anggotanya untuk melakukan tindakan kekerasan dalam menangani setiap ada permasalahan.

 

Tidak ada komentar: