BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 05 Mei 2011

RI Minta Thailand-Kamboja Segera Berunding

Konflik perbatasan sejak lama telah menjadi ganjalan bagi hubungan Thailand dan Kamboja

VIVAnews - Militer Thailand dan Kamboja berhenti baku tembak sepanjang Selasa kemarin. Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengunjungi Kamboja dan Thailand. Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia meminta kedua negara itu bisa segera menyelesaikan konflik perbatasan melalui perundingan dan ASEAN siap memfasilitasinya.

Menurut stasiun berita BBC, Selasa 8 Februari 2011, Natalegawa secara diplomatis mengatakan bahwa kunjungannya ke Kamboja dan Thailand bukanlah sebagai mediator melainkan sebagai "pemantau virtual," yaitu berkeinginan mendengarkan keluhan dari kedua pihak.

Ditanya apakah sudah ada tanda-tanda kemajuan dari kunjungannya ke Kamboja dan Thailand selama dua hari, Natalegawa menjawab, "Well, saya kini tidak lagi sepesimistis dua hari lalu."

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Kamboja, Hor Namhong, Senin kemarin, Natalegawa mengatakan bahwa kedua negara yang bertikai itu harus menyelesaikan masalah perbatasan melalui perundingan dua pihak. ASEAN pun siap memfasilitasi.

"Selalu ada ruang bagi ASEAN dan anggota-anggotanya untuk mendukung upaya bilateral itu," kata Natalegawa seperti dikutip harian Bangkok Post. Pesan yang sama juga diutarakan Natalegawa saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya.

Natalegawa juga mengungkapkan telah mendapat respon dari kedua pemerintah bahwa mereka berkomitmen untuk mengatasi konflik di perbatasan melalui cara-cara damai dan dialog.

Dia mengingatkan bahwa baik Thailand dan Kamboja merupakan bagian dari keluarga ASEAN dan ada banyak jalan dan cara bagi mereka untuk mengatasi masalah melalui perundingan dan dialog.

Indonesia, menurut Natalegawa, sangat senang bila diminta kedua pihak yang bertikai untuk ikut terlibat dalam dialog yang bisa membantu penyelesaian konflik. Sementara itu, menurut Bangkok Post, Thailand dan Kamboja akan menggelar rangkaian pertemuan untuk membahas masalah perbatasan pada akhir bulan ini.

Konflik perbatasan sejak lama telah menjadi ganjalan bagi hubungan Thailand dan Kamboja. Krisis itu menyangkut lokasi suatu kompleks kuil kuno. Dibangun lebih dari 900 tahun lalu, kuil Preah Vihear berdasarkan keputusan Pengadilan Internasional 1962 menjadi milik Kamboja, namun tetap dipersengketakan oleh Thailand. Kuil Preah Vihear masuk daftar PBB sebagai Situs Warisan Dunia

Konflik itu kembali meletus pada Jumat pekan lalu, 4 Februari 2011. Selama empat hari berturut-turut, militer Kamboja dan Thailand baku tembak. Menurut kantor berita Associated Press, sedikitnya lima orang tewas akibat baku tembak itu.
 

Tidak ada komentar: