BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 09 September 2011

Bos Pertamina Perkirakan BBM Subsidi Bakal Jebol

RMOL. PT Pertamina selaku penyalur bahan bakar minyak (BBM) ber­subsidi memperkirakan kuota konsumsi BBM subsidi akan jebol dari kuota yang ditetapkan pemerintah sebesar 40,4 juta kilo liter (KL).
Direktur Utama Pertamina Ka­ren Agustiawan mengatakan, pe­nyaluran BBM akan melam­paui kuota karena pertumbuhan kon­sum­si premium naik 8 persen per ta­hun ditambah pertumbuh­an kon­sumsi solar 6 persen per ta­hun. “Ini terjadi dalam lima tahun terakhir,” kata Karen di DPR, kemarin.
Hal itu ditambah dengan rata-rata pertumbuhan kendaraan yang mencapai 14,73 persen per tahun (dari tahun 2000-2009). Me­nurut Karen, pada 2009 mo­bil pe­numpang tumbuh 5,1 per­sen, bus 5,7 persen, truk 0,8 per­sen dan motor 10 persen.
Apalagi pemerintah menar­get­kan pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,4 persen dan 2012 se­besar 6,9 persen. Hal itu secara tidak langsung akan menambah permintaan ter­ha­dap BBM ber­subsidi. Per­tum­buhan jumlah penduduk juga akan mencapai 15,2 persen pada pe­riode tahun 2000 hingga 2010.
Karen mengatakan, kondisi itu juga dipengaruhi oleh pertum­bu­han jalan. Sepanjang 2009, jalan ne­gara bertambah dari 34.628 kilometer (km) menjadi 38.570 km. Untuk jalan provinsi ber­tam­bah dari 40.125 km men­jadi 48.020 km. Se­dangkan jalan ka­bupaten ber­tam­bah dari 363.006 km men­jadi 389.747 km.
“Tapi yang paling utama ada­lah terus melonjaknya harga mi­­nyak dunia. Kondisi ini me­­­­­nye­­babkan disparitas harga BBM ber­subsidi dan yang bu­kan,” jelasnya.
Kepala Badan Pengatur Hilir Mi­nyak dan Gas Bumi (BPH Mi­gas) Tubagus Haryono menga­ta­kan, hingga Agustus 2011, pi­hak­nya telah menyalurkan 27,29 juta KL BBM bersubsidi baik pre­mium maupun solar.
“Angka itu terdiri dari pre­mium 16,6 juta KL, kerosin 1,19 juta KL dan solar 9,4 juta KL,” katanya.
Menurut Tubagus, pada pe­riode yang sama, sekitar 1,2 juta KL BBM bersubsidi disalurkan ke nelayan. Jumlah tersebut di­dis­tribusikan melalui 159 solar packed dealer untuk nelayan (SPDN), 40 stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk ne­layan (SPBN), 27 pool konsu­men dan 67 stasiun pengisian bahan ba­kar umum (SPBU).
“Kita membutuhkan peta sen­tra nelayan untuk perencanaan dis­tribusi BBM ke nelayan di se­luruh Indonesia agar lebih mak­simal,” ucapnya.
Saat ini, kata Tubagus, ada 100 pangkalan pendaratan ikan (PPI) dengan 41 SPDN aktif, li­ma unit SPDN tidak aktif dan 45 SPDN yang berpotensi di­kem­bangkan di berbagai PPI. “Se­di­kit­nya akan di­bangun 75 unit SPDN di ber­bagai PPI pada 2012 mendatang,” tandasnya.   [rm]

Tidak ada komentar: