Jakarta, (ANTARA
News) - Ikatan Penerbit Buku Indonesia (IKAPI) minta dukungan Wakil
Presiden Boediono agar pemerintah ikut memberantas pembajakan buku yang
belakangan makin marak sehingga merugikan penerbit dan penulis.
"Saat
ini pembajakan buku sudah begitu marak karena begitu keluar buku teks
baru yang laku maka pembajakan marak dengan harga murah. Ini mematikan
penerbit dan merugikan penulis," kata Ketua Umum IKAPI Lucya Andem Dewi
kepada pers di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan usai
dirinya bersama jajaran pengurus IKAPI bertemu dengan Wakil Presiden
Boediono di Istana Wapres Jakarta.
Lucya Andem Dewi menegaskan
dukungan pemerintah terhadap pemberantasan pembajakan sangat dinanti
karena saat ini beban yang ditanggung oleh penerbit sudah sangat berat.
Beberapa
beban berat yang saat ini ditanggung penerbit antara lain masih
dikenakannya sejumlah pajak proses penerbitan buku, serta pajak royalti
penulis.
Dikatakan pemerintah harus bisa lebih aktif
menggairahkan industri buku dalam upaya menciptakan harga buku murah
serta berkualitas.
"Bagaimana bisa kita menerbitkan buku murah
dan berkualitas kalau tidak ada dukungan dari pemerintah untuk segala
hal," kata Lucya.
Saat ini, katanya, sebuah penerbitan hanya bisa
mencetak 2.000 buku pelajaran dari yang seharusnya mencetak 20.000 buku
apabila ingin mendapat buku murah.
"Kita bukan tidak bisa
meningkatkan percetakan hingga 20.000 tapi karena maraknya pembajakan
maka kita hanya mencetak 2.000 yang justru mengakibatkan harga buku
menjadi mahal," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Wapres sangat
berkeinginan agar anggota Ikapi bisa menciptakan buku dengan harga murah
dan berkualitas sehingga bisa menumbuhkan minat baca masyarakat.
"Kami
tentu sepaham dan sejalan dengan keinginan Wapres tersebut tapi kami
tentu minta dukungan pemerintah dapat memenuhi keinginan kami seperti
menghapuskan semua pajak proses pembuatan buku mulai dari kertas, biaya
cetak hingga tinta," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar