VIVAnews - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Semarang di Jl Fatmawati Ketileng Semarang terbakar, Minggu 4 September
2011. Api meludeskan sejumlah dokumen yang disimpan di ruang data dan
ruang rawat jalan rumah sakit.
Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 15.15 WIB, sempat membuat
kepanikan sehingga pasien harus diungsikan dan dirawat di lorong-lorong
rumah sakit. Api hanya menghanguskan data-data pasien yang disimpan di
sekitar ruang tunggu pasien rawat jalan.
Meski demikian, sejumlah data penting milik rumah sakit yang saat ini
masih dalam pemeriksaan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah yang
tersimpan di rumah sakit itu ikut rusak karena basah tersemprot air dari
mobil pemadam kebakaran Kota Semarang.
Kepanikan, terlihat di wajah keluarga pasien dan petugas rumah sakit.
Bahkan, untuk menyelamatkan sejumlah alat penting milik rumah sakit,
sejumlah petugas nekat menjebol pintu yang saat kejadian sedang dalam
kondisi terkunci.
Untuk meminimalisasi merembetnya api sebelas mobil milik Pemadam
Kebakaran Kota Semarang dikerahkan untuk memadamkan api. Bahkan, selain
pemadaman dari luar sejumlah petugas rumah sakit juga telah menggunakan
semua tabung pemadam kebakaran yang terseimpan di dalam rumah sakit.
"Api tiba-tiba muncul. diawali dari bau kayu terbakar, disusul kepulan
asap," kata Pardi salah satu keluarga pasien.
Menurut Kepala RSUD Kota Semarang, dr Abimanyu, dipastikan bahwa
kebakaran tersebut tidak mengganggu penanganan pasien rawat inap.
Menurutnya, ruangan yang terbakar adalah ruang poliklinik rawat jalan
dan ruang data. Tak ada ruangan yang digunakan pasien rawat inap ikut
terbakar.
"Tak perlu ada evakuasi pasien. Biar saja mereka di tempatnya, karena situasi aman," kata Abimanyu.
Ditambahkan, data-data yang terbakar adalah data rekam medik pasien.
Namun ia mengaku belum tahu apakah data administrasi RSUD juga ikut
terbakar. Saat ini, RSUD Kota Semarang tengah diperiksa oleh Kejati Jawa
Tengah terkait dugaan korupsi pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) senilai
Rp 24 miliar. Dana tersebut berasal dari DAK bidang Kesehatan APBN 2011.
Kapolrestabes Semarang Kombespol Elan Subilan yang ditemui di lokasi
kejadian mengungkapkan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan
secara intensif penyebab kebakaran terjadi sekitar pukul 15.15 WIB.
"Saat ini pemadam kebakaran sedang bekerja untuk menuntaskan api yang
membakar. Kendati demikian, tim yang dipimpin langsung Kasat Reskrim,
langsung memeriksa sejumlah saksi yang diduga mengetahui penyebab
kebakaran," ujarnya.
Terkait penyebab kebakaran, imbuh dia, hingga saat ini belum
diketahui secara pasti. Namun demikian, pihak kepolisian Polrestabes
Semarang mengerahkan semua jajaran untuk mengungkap penyebab kebakaran.
"Kami sedang dalam posisi status kuo dan melakukan pengamanan agar
kondisi ini tidak lebih parah. Kita akan lakukan penelitian penyebab
kebakaran, dan dokumen apa saja yang terbakar," imbuhnya.
Kasus dugaan penggelembungan dana pengadaan alat kesehatan RSUD Kota
Semarang itu bermula dari laporan Direktur CV Saba Mandiri, Hasan Umar,
selaku peserta lelang kepada Komisi D DPRD Kota Semarang yang
menyebutkan bahwa harga 27 alat kesehatan lebih mahal sekitar 25 persen
dari harga dasar.
Beberapa alat kesehatan yang harga pengadaannya lebih mahal antara
lain alat ultrasonografi, CT-scan, ventilator dewasa, mikroskop mata,
dan alat anestesi. RSUD Kota Semarang mendapatkan dana dari APBN 2010
sebesar Rp 24 miliar untuk pengadaan alat kesehatan dan APBD 2010 Kota
Semarang sebesar Rp1,2 miliar untuk pendampingan pos kenaikan tegangan
listrik.
Sementara itu, di sela-sela kunjungannya, Walikota Semarang Soemarmo
menegaskan bahwa pelayanan rumah sakit tak akan terganggu. "Saya
mendapat laporan bahwa yang terbakar adalah data rekam medik pasien.
Untuk data administratsi, disimpan dalam ruangan berbeda," kata
Walikota. Meski disimpan dalam ruangan yang berbeda, namun
dokumen-dokumen administrasi internal RSUD ikut rusak akibat tersemprot
air saat dilakukan pencegahan merembetnya api. (Laporan: Puspita Dewi |
Semarang, umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar