BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 02 April 2013

KontraS: Sebaiknya Isu Kartel Narkoba di Balik Kasus LP Sleman Diungkap

Andri Haryanto - detikNews

Jakarta - Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono menduga ada sindikat narkotika yang berada di balik penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, sepekan lalu. Meski demikian, isu tersebut tidak boleh menenggelamkan pengungkapan aksi brutal kelompok bersenjata yang menewaskan 4 tersangka pembunuhan personel TNI.

"Soal cebongan harus jalan terus, kalau ada pengungkapan narkotikanya itu lebih bagus lagi," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar, dalam perbincangannya dengan detikcom, Senin (1/4/2013).

Haris justru mempertanyakan adanya isu persaingan bandar narkotika di balik pembantaian empat tersangka titipan Polda DIY di LP Cebongan.

"Apapun isu yang ada di balik peristiwa LP Cebongan, tidak bisa membenarkan peristiwa (pembunuhan di LP) itu sendiri," ujar Haris.

Meski demikian, Haris meminta pihak-pihak terkait menjelaskan dugaan-dugaan dan informasi yang menyebutkan adanya pengendalian narkotika di Yogyakarta.

"Menjadi tugas BNN dan kepolisian untuk menjelaskan, benar tidak ada sindikat narkotika di Yogyakarta," kata Haris.

"Kalau pun benar, siapa penyuplainya dan mengapa bisa bertahan lama, siapa yang melindungi," imbuhnya.

Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono dalam sebuah diskusi, Senin kemarin, menilai ada korelasi antara penyerangan LP Cebongan dengan persaingan sindikat narkotika. Pijakan awal atas dugaan tersebut adalah korban yang menjadi sasaran pembantaian terlibat dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

"Korbannya itu kan pakai narkoba. Justru kartel narkoba inilah yang membuat cover story seolah-olah TNI dan Polri yang terlibat," ujar Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono di Phoenam Cafe, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Mulyo mengatakan, saat ini tengah ada perebutan kekuasaan antar kartel narkoba. Menurutnya, terlalu dini jika kasus tersebut menyudutkan TNI. Sebab senjata yang digunakan dalam penyerangan tersebut tidak hanya dimiliki oleh TNI. Dia menyebut, senjata AK 47 juga banyak terdapat di Aceh sejak zaman konflik bersenjata terjadi.

Tudingan adanya peran kartel narkotika dalam peristiwa tersebut juga disampaikan oleh seorang yang menggunakan nama mantan anggota Korps Speciale Troepen KNIL dan komandan Kopassus pertama, Idjon Djanbi. Pemilik akun tersebut menyebut kartel narkotika berperan di balik insiden Cebongan.

Tidak ada komentar: