BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 11 April 2014

Ini Penyebab Perolehan Suara PDIP dan PAN Melorot di Quick Count

Basuki Rahmat Nugroho - detikNews

Jakarta - Ada yang menarik dari hasil sementara quick count atau hitung cepat hasil Pemilu legislatif yang digarap Cyrus Network bareng Center for Strategic and International Studies.

Hingga Kamis menjelang petang (10/4/2014), perolehan sementara suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ada di angka 19 persen. Namun mulai malam harinya hingga Jumat siang ini (11/4/2014), angkanya melorot ke 18 persen. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Creative Director Cyrus Network Eko Prasetyo Galan menjelaskan dari penghitungan cepat yang dilakukan sejak dimulainya pemungutan suara pada Rabu (9/4/2014), terjadi banyak dinamika di berbagai tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel untuk hitung cepat.

"Itu terjadi karena di beberapa TPS datanya baru masuk kemarin (Kamis) karena ada TPS-TPS penghitungan suaranya diulang," kata Eko dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (11/4/2014). "Di wilayah Papua juga ada kerusuhan di daerah konflik," Eko menambahkan.

Selain PDIP, perolehan suara Partai Amanat Nasional (PAN) yang kemarin bertengger di angka 8 koma sekian, sekarang menurun menjadi 7,50 persen.

Adanya penurunan perolehan angka tersebut, menurut Eko, tidak menjadi masalah. Di lembaga-lembaga survei lain yang melakukan penghitungan cepat juga mengalami hal yang demikian, terjadi adanya penurunan angka perolehan.

Sebagaimana diketahui, di sejumlah provinsi terjadi masalah saat pemungutan suara di TPS-TPS. Ada yang surat suaranya tertukar, sudah tercoblos, hingga mesti dilakukan pemungutan suara ulang dan penghitungan ulang.

Adapun terhitung sejak dua hari dimulainya penghitungan suara cepat, saat ini jumlah persentase sampelnya belum mencapai 100 persen, masih berada di angka 99,60 persen. "Untuk sampai 100 persen mungkin hari ini data masuk dari TPS-TPS bermasalah," ujar Eko menjelaskan.

Quick count adalah sebuah metode verifikasi hasil Pemilu yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil Pemilu di TPS-TPS yang dijadikan sampel.

Berbeda dengan survei perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau surveiexit poll, quick count memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi karena quick count menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan persepsi atau pengakuan responden.

Selain itu, quick count bisa menerapkan teknik sampling probabilita sehingga hasilnya jauh lebih akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.

Tidak ada komentar: