BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 05 April 2014

Kapal China Tangkap Sinyal yang Diduga Kotak Hitam di Samudera Hindia

Moksa Hutasoit - detikNews

Beijing - Pencarian kotak hitam pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 di perairan Samudera Hindia bagian selatan menemui harapan. Sebuah kapal patroli China menangkap sinyal yang frekuesinnya mirip seperti kotak hitam.

Pencarian kotak hitam ini memang berkejaran dengan waktu. Terlebih lagi dalam beberapa hari ke depan, kotak hitam akan kehabisan baterai sehingga tidak lagi memancarkan sinyal untuk menandakan lokasinya. Berbagai peralatan canggih, termasuk alat pelacak kotak hitam milik militer AS sudah diterjunkan, seiring dimulai pencarian bawah laut pada Jumat (4/4) kemarin.

Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan 10 pesawat militer, 3 pesawat sipil dan 11 kapal laut dari berbagai negara. Armada tersebut menelusuri area perairan seluas 217 ribu kilometer persegi yang berjarak 1.700 kilometer barat Perth. Lokasi tersebut diyakini kuat sebagai lokasi jatuhnya MH370 yang membawa 239 orang di dalamnya.

Pencarian bawah laut dimulai dengan mengandalkan perlengkapan sonar yang mampu menangkap sinyal yang dipancarkan kotak hitam MH370 yang diduga berada di lautan dalam. Kotak hitam serta rekaman data penerbangan yang ada di dalamnya menjadi kunci utama untuk menyingkap misteri hilangnya MH370.

Nah, pencarian besar-besaran ini sepertinya mulai 'membuahkan hasil'. Kantor berita Xinhua seperti dikutip dari CNN, Sabtu (5/4/2014) menyebut, ada sinyal 37,5 kHz yang berhasil ditangkap kapal China. Sinyal ini disebut-sebut mirip dengan frekuensi yang biasa dikeluarkan oleh perekam suara kokpit pesawat dan perekam data penerbangan.

Meski identik, namun penemuan ini masih harus diselidiki lebih lanjut. Terlebih lagi hanya satu sinyal saja yang berhasil ditangkap.

Sejumlah ahli juga tidak langsung percaya dengan penemuan itu. Mereka tidak berani memastikan sinyal itu terkait dengan pesawat Malaysia Airlines.

"Saya ingin melihat data ini agar bisa mengkonfirmasi," kata pakar kelautan dari University of Southampton, Simon Boxall.

Tidak ada komentar: