BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 11 April 2014

Membaca 6 Sinyal Koalisi Partai Politik

Sukma Indah Permana - detikNews

Jakarta - Setelah hasil hitung cepat perolehan pileg banyak dirilis, para petinggi parpol mulai bergerilya melakukan penjajakan koalisi. 'Silaturahmi' antar ketua umum atau calon presiden menjadi sinyal-sinyal koalisi yang menarik untuk diikuti.

Berikut adalah enam sinyal koalisi sejumlah parpol yang terdeteksi detikcom, Jumat (11/4/2014):

Sinyal Koalisi 'Mega Surya'
Sekjen PDIP dan Ketum NasDem Surya Paloh menggelar pertemuan di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (10/4) kemarin. Pertemuan ini dalam rangka penjajakan koalisi 'Mega Surya'.

"Pagi ini Mas Tjahjo datang ke kantor NasDem, silaturahmi," kata Sekjen NasDem Patrice Rio Capella saat berbincang dengan detikcom, kemarin.

Rio tak menepis ada proses penjajakan koalisi di antara kedua parpol. Namun, dia mengatakan, belum ada kesepakatan di antara dua parpol. Meski demikian, sudah ada nama yang disiapkan jika koalisi PDIP-NasDem jadi terbentuk.

"Bisa koalisi Mega-Surya, itu artinya sinar yang besar," selorohnya.

Kedekatan Surya Paloh dan Megawati memang sudah kondang. Sebelum pertemuan ini, Surya Paloh sempat bertemu Megawati di Surabaya saat masa kampanye. Setelah pertemuan itu, Surya memuji-muji Megawati dan capres PDIP Jokowi.

PKB Intens Dekati 2 Capres
PKB bergerak lincah setelah mengetahui hasil hitung cepat perolehan suara Pileg 2014. Tak tanggung-tanggung, PKB langsung memepet dua capres sekaligus.

Ketum PKB Muhaimin Iskandar tak sungkan mengungkap partainya saat ini sedang mendekati dua capres. Namun dia masih belum mau menyingkap tabir identitas dua capres yang didekatinya.

Meski demikian, kabar yang berembus, Muhaimin saat ini sedang bernegosiasi dengan Prabowo dan Jokowi.

Dengan jumlah suara 9,2%, versi quick count Cyrus Surveyor-CSIS, PKB memang menjadi salah satu partai tengah yang punya daya tawar tinggi. Maka tak heran, Muhaimin memasang 'harga' tinggi untuk kedua capres yang sedang didekatinya.

"Kita lebih tertarik yang meminang kita jadi wakil presiden," ujarnya kemarin.

Muhaimin tak ingin maju sendiri sebagai calon RI 2. Tapi dia ingin calon yang dipilih partainya yang dibawa ke gelanggang Pilpres 2014. Untuk memastikan, PKB punya peran lebih di pemerintahan.

SBY 'Panggil' Gerindra
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menggelar konpers setelah mengetahui hasil Pileg. Yang menarik, saat membahas soal koalisi, SBY menyebut khusus satu partai soal Gerindra.

"Apa mungkin PD berkoalisi dengan Gerindra? Saudara, tentu terlalu dini jawaban seperti ini. Tapi satu hal, dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi. In politics anything is possible. Menurut Otto Von Bismarck, politics is the art of possible. Saatnya belum tepat untuk jawaban spesifik seperti itu," kata SBY dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (9/4).

PAN: Apakah Pak Amien dan Bu Mega Mau 'Besanan'?
Dengan perolehan suara pileg di perhitungan cepat sebesar 7,5 persen, PAN realistis dan membuka peluang Ketumnya Hatta Rajasa menjadi Cawapres.

Waketum PAN, Dradjad Wibowo mengatakan bahwa PAN akan membangun komunikasi dengan partai lain. Pertemuan Hatta dengan Ketua Bapilu PDIP Puan Maharani juga akan ditindaklanjuti.

Saat ditanyai tentang perjodohan Jokowi Hatta, Dradjad tak menutup kemungkinan itu. "Kalau itu tergantung apakah Pak Amien dan Bu Mega mau 'besanan', " jawab Dradjad.

Sekjen Gerindra: Hubungan Saya Baik dengan Puan dan Tjahjo
Partai Gerindra tak bisa sendirian mengusung Prabowo Subianto sebagai capres mengingat perolehan suara yang tak menembus ambang batas pencapresan. Dibutuhkan koalisi untuk menambal kekurangan suara Gerindra.

Namun hingga kini, partai berlambang kepala burung Garuda itu belum memutuskan akan berkoalisi dengan siapa. Semua masih masih dalam proses penjajakan. Bagaimana peluang koalisa Gerindra dengan PDIP?

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan bahwa ia memiliki komunikasi yang bagus dengan beberapa petinggi partai berlambang banteng tersebut.

"Saya komunikasinya bagus dengan Mas Tjahjo sebagai Sekjen, dengan Ibu Puan sebagai ketua bidang politik," ujarnya kepada wartawan di Kantor DPP Partai Gerindra, Jalan Harsono RM, Jakarta Selatan, Kamis (10/4)

Kendati demikian, Muzani mengaku belum pernah bertemu dengan mereka sejak pemilu ini.

"Tapi sejak pemilu kami belum berkomunikasi dengan beliau, mudah-mudahan satu minggu ini ada komunikasi," katanya.

Ical Ingin Koalisi Setelah Presiden Terpilih
Sehari setelah pemilihan anggota legislatif digelar, Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie mulai bicara soal koalisi. Menurut dia partai berlambang pohon beringin membuka pintu koalisi dengan partai mana pun. Seperti apa format koalisi yang ideal menurut Ical?

Bagi dia koalisi tak harus dibentuk sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden. Namun juga bisa dibentuk setelah presiden dan wakil presiden terpilih.

Pria yang akrab disapa Ical itu mengatakan bisa saja dua partai bersaing dalam pemilihan presiden tapi kemudian membangun koalisi setelah pilpres selesai. Koalisi itu bisa dibangun di parlemen. Pasalnya menurut dia koalisi yang sehat harus bisa menguatkan legitimasi presiden dan wakil presiden nanti di Dewan Perwakilan Rakyat.

"Koalisi kita perlu di dalam pertandingan pilpres orang boleh bersaing, namun presiden yang dipilih harus legitimate karena siapaun yang kalah harus mendukung kepemimpinan presiden. Mendukungnya boleh dengan kritik atau dengan saran," kata Ical kepada wartawan di kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan Kamis (10/4).

Menurut Ical dalam sistem pemerintahan presiden dan wakil presiden hanya salah satu instrumen untuk mencapai kesejahteraan rakyat. "Namanya koalisi bukan di pemilihan pilpres yang sesaat tetapi koalisi mendukung presiden terpilih itu yang terpenting," papar Ical.

Tidak ada komentar: