Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Din Syamsuddin menyerahkan video dugaan
kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap terduga teroris di
Sulawesi Tengah (Sulteng). Kapolda Suteng, Brigjen I Made Dewa Parsana
menegaskan, pihaknya telah terlebuh dulu melakukan pemeriksaan terhadap
informasi adanya praktik kekerasan seperti yang dilaporkan masyarakat.
Parsana
mengaku tidak mengetahui persis video yang diserahkan Ketua Umum PP
Muhammadiyah kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo, terkait dugaan
kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap terduga teroris yang
diamankan personel kepolisian.
Alasannya, kegiatan pengungkapan
teroris di wilayah Sulteng, khususnya Poso begitu banyak terjadi. "Jadi,
itu video yang mana dulu? Kejadian kapan?" kata Parsana saat dihubungi
detikcom, Kamis (28/2/2013) malam.
Namun, dia mengatakan bila
pihaknya pernah memproses terkait laporan masyarakat yang menyebut ada
oknun kepolisian yang melakukan tindak kekerasan terhadap para terduga
teror.
"Saat laporan masuk dari masyarakat, saya sudah keluarkan
surat perintah (Sprin) untuk segera menyelidikinya dan itu menjadi
atensi untuk urusan begini. Polisi tidak boleh main pukul, walaupun dia
DPO lalu tertangkap, dibentak pun tidak boleh," terangnya.
Namun,
karena banyaknya personel yang diperiksa, pihaknya belum
menindaklanjuti hasil pemeriksan Bidang Propam Polda Sulteng.
Menurutnya, dalam operasi pengungkapan teroris di Poso, hampir seluruh
jajaran dikerahkan, tidak hanya Densus 88/Antiteror.
Saat ini,
imbuh Parsana, pihaknya masih mengejar 21 terduga teroris yang sudah
masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Sebelumnya, polisi menetapkan
jumlah DPO sebanyak 22 orang, diketahui beberapa pekan lalu seorang
terduga teroris menyerahkan diri diantar orangtuanya.
"Dia yang menyerahkan diri tidak ada kekerasan terhadapnya, kita menganggap dia adalah bagian dari korban," terang Parsana.
Din
Syamsuddin dan sejumlah pimpinan ormas Islam menyerahkan bukti video
kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi saat menginterogasi
orang terkait kasus terorisme, Kamis (28/2/2013).
Menurut Din,
video itu dikirim oleh orang tak dikenal kepadanya sekitar seminggu
lalu. Di dalam gambar, ada penyiksaan terhadap teroris oleh oknum
kepolisian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar