VIVAnews -
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh menegaskan bahwa
kemiskinan tidak boleh menghambat seseorang untuk berprestasi.
Kemiskinan, ujarnya, bisa didobrak dengan pendidikan dan kerja keras.
“Bangsa ini bisa maju
kalau semua komponen masyarakat memilki kesempatan yang sama. Tugas
kita adalah melakukan akses. Anggaran untuk bidik misi Rp1,4 triliun.
Kita harus punya percaya diri," ujar M. Nuh saat memberikan kuliah umum
di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu, 10
Maret 2013.
Menurutnya, harus ada
tekad kuat untuk memutuskan mata rantai kemiskinan. Ia pun mencontohkan
bahwa stafnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pernah hidup
dalam kemiskinan. Namun, kini mereka berhasil meraih gelar profesor dan
doktor.
Pada kesempatan tersebut,
M. Nuh juga menyinggung jumlah mahasiswa miskin yang berhasil masuk di
universitas negeri. "Tugas kita memberikan akses melalui afirmasi. Bukan
dari mobil mewah di halaman parkir kampus, tapi berapa orang miskin
yang masuk di kampus negeri. Hanya 28 persen anak Indonesia yang menjadi
mahasiswa," katanya.
Dia pun berharap pihak kampus ikut andil dalam program beasiswa bidik misi pemerintah. Salah satunya dengan memberikan pendampingan, keterampilan, dan bekal ekstra. "Pro aktif menjemput peserta bidik misi," ucapnya.
Dia pun berharap pihak kampus ikut andil dalam program beasiswa bidik misi pemerintah. Salah satunya dengan memberikan pendampingan, keterampilan, dan bekal ekstra. "Pro aktif menjemput peserta bidik misi," ucapnya.
Sementara itu Rektor
Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak, Thamrin Usman, mengatakan
bahwa kemiskinan di Kalimantan Barat memang ada. Namun, ujar Thamrin,
jumlahnya tidak banyak.
“Dan hal itu tersebar di seluruh kabupaten atau kota di Kalimantan Barat ini. Nah, dengan pendidikan itulah kemiskinan akan diberantas,” kata Thamrin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar