VIVAnews
- Hari ini masyarakat kurang mampu menerima Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat (BLSM) setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM). Di Kota Surabaya, pemberian uang tunai itu sudah
berlangsung untuk masyarakat tiga kelurahan, yakni Kemayoran, Krembangan
Selatan dan Perak Barat.
Penyaluran BLSM di Surabaya, yang merupakan kompensasi kenaikan harga BBM, dipantau langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Sabtu 22 Juni 2013. Bantuan diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di Kantor Pos Besar Surabaya, Jalan Kebon Rojo, Surabaya, Jawa Timur.
"Pembayaran berjalan lancar, meski ada sedikit kendala yang harus dibenahi. Bisa dilihat, bagaimana tidak ada antrean, penerima BLSM sangat senang," ujar M Nuh.
Hari pertama ini, untuk warga miskin dari kelurahan Kemayoran, Krembangan Selatan dan Perak Barat. Berikutnya, mulai Senin 24 Juni 2013 bergantian dilakukan di kelurahan lain, khususnya yang berada di sekitar kantor pos.
Nuh menjelaskan, dalam sidang kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis 20 Juni lalu, mengungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan berbagai program sebagai bentuk penyaluran kompensasi terhadap kenaikan tarif BBM bersubsidi.
Selain BLSM, beberapa program lainnya antara lain tambahan alokasi beras dari program Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin), tambahan nilai bantuan dan jumlah cakupan siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM), Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P4I) terdiri, infrastruktur permukiman, program sistem penyediaan air bersih, dan infrastruktur sumber daya air dan lainnya.
"Program sebagai bentuk kompensasi ini tidak hanya satu, tapi, ada yang tunai seperti BLSM dan BSM, dan yang tidak tunai seperti pembangunan insfrastuktur di pemukiman tertentu," jalasnya.
Khusus BLSM, lanjutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan kepada semua menteri di kabinet untuk turun langsung ke lapangan memantau pelaksanaannya, tepat sehari usai pengumuman kenaikan tarif BBM bersubsidi. Para menteri yang bertugas kemudian melaporkan dan hasilnya akan dievaluasi pemerintah pusat.
"Kebetulan saya diperintah presiden ke Surabaya. Di sini, proses pembayaran sangat bagus karena semua sudah disiapkan dengan baik dan tertata. Hanya saja, masih ada beberapa kendala yang nantinya menjadi bahan evaluasi agar bisa lebih baik," katanya.
Penyaluran BLSM di Surabaya, yang merupakan kompensasi kenaikan harga BBM, dipantau langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Sabtu 22 Juni 2013. Bantuan diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di Kantor Pos Besar Surabaya, Jalan Kebon Rojo, Surabaya, Jawa Timur.
"Pembayaran berjalan lancar, meski ada sedikit kendala yang harus dibenahi. Bisa dilihat, bagaimana tidak ada antrean, penerima BLSM sangat senang," ujar M Nuh.
Hari pertama ini, untuk warga miskin dari kelurahan Kemayoran, Krembangan Selatan dan Perak Barat. Berikutnya, mulai Senin 24 Juni 2013 bergantian dilakukan di kelurahan lain, khususnya yang berada di sekitar kantor pos.
Nuh menjelaskan, dalam sidang kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis 20 Juni lalu, mengungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan berbagai program sebagai bentuk penyaluran kompensasi terhadap kenaikan tarif BBM bersubsidi.
Selain BLSM, beberapa program lainnya antara lain tambahan alokasi beras dari program Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin), tambahan nilai bantuan dan jumlah cakupan siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM), Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P4I) terdiri, infrastruktur permukiman, program sistem penyediaan air bersih, dan infrastruktur sumber daya air dan lainnya.
"Program sebagai bentuk kompensasi ini tidak hanya satu, tapi, ada yang tunai seperti BLSM dan BSM, dan yang tidak tunai seperti pembangunan insfrastuktur di pemukiman tertentu," jalasnya.
Khusus BLSM, lanjutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan kepada semua menteri di kabinet untuk turun langsung ke lapangan memantau pelaksanaannya, tepat sehari usai pengumuman kenaikan tarif BBM bersubsidi. Para menteri yang bertugas kemudian melaporkan dan hasilnya akan dievaluasi pemerintah pusat.
"Kebetulan saya diperintah presiden ke Surabaya. Di sini, proses pembayaran sangat bagus karena semua sudah disiapkan dengan baik dan tertata. Hanya saja, masih ada beberapa kendala yang nantinya menjadi bahan evaluasi agar bisa lebih baik," katanya.
Tidak Diwakilkan
Ada temuan, lanjut Nuh,
yakni tidak bisa diwakilkannya para penerima BLSM, meski mayoritas
penerimanya adalah orang tua berusia di atas 60 tahun. Menurutnya, pada
pencairan tahap kedua diharapkan ada perubahan karena penerima yang usia
lanjut mengalami kesulitan harus datang ke kantor pos.
"Di tahap kedua nanti, penerima yang sudah tua tidak perlu datang, bisa diwakili asal syaratnya lengkap, seperti kartu perlindungan sosial (KPS). Kalau perlu petugas kantor pos yang mengantarnya langsung ke rumah penerima," terangnya.
Penyaluran BLSM berupa uang tunai sebesar Rp150 ribu itu diberikan selama empat bulan untuk warga miskin di seluruh Indonesia. Hari ini, dibayarkan untuk dua bulan, yakni Juli dan Agustus, totalnya Rp300 ribu. Tahap kedua, rencananya dicairkan pada September dalam besaran yang sama untuk penerimaan September dan Oktober 2013. (ren)
"Di tahap kedua nanti, penerima yang sudah tua tidak perlu datang, bisa diwakili asal syaratnya lengkap, seperti kartu perlindungan sosial (KPS). Kalau perlu petugas kantor pos yang mengantarnya langsung ke rumah penerima," terangnya.
Penyaluran BLSM berupa uang tunai sebesar Rp150 ribu itu diberikan selama empat bulan untuk warga miskin di seluruh Indonesia. Hari ini, dibayarkan untuk dua bulan, yakni Juli dan Agustus, totalnya Rp300 ribu. Tahap kedua, rencananya dicairkan pada September dalam besaran yang sama untuk penerimaan September dan Oktober 2013. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar