Pewarta: Fiqih Arfani
Surabaya (ANTARA
News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh memantau
pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada warga
berpenghasilan rendah sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar
minyak bersubsidi di Kantor Pos Surabaya, Jalan Kebon Rojo, Sabtu.
"Syukurlah pembayaran berjalan lancar, meski ada sedikit kendala
yang harus dibenahi. Bisa dilihat sendiri bagaimana, tidak ada antrean,
bahkan penerima BLSM sangat senang dapat bantuan," ujar M. Nuh kepada
wartawan.
Pada hari pertama, pembayaran di kantor pos terbesar di Surabaya
tersebut masih melayani tiga kelurahan saja, yakni Kemayoran, Krembangan
Selatan dan Perak Barat. Berikutnya, mulai Senin (24/6) dan seterusnya
bergantian kelurahan lain, khususnya yang berada di sekitar kantor pos.
Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
tersebut menjelaskan pada Kamis (20/6), telah dilakukan sidang kabinet
yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasilnya,
pemerintah pusat sudah menyiapkan berbagai program sebagai bentuk
penyaluran kompensasi terhadap kenaikan tarif BBM bersubsidi.
Selain BLSM, beberapa program lainnya antara lain tambahan alokasi
beras dari program beras untuk masyarakat miskin (Raskin), tambahan
nilai bantuan dan jumlah cakupan siswa penerima Bantuan Siswa Miskin
(BSM), Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P4I) yang
terdiri dari infrastruktur permukiman, program sistem penyediaan air
minum, dan infrastruktur sumber daya air, serta program lainnya.
"Artinya, program sebagai bentuk kompensasi ini tidak hanya satu.
Tapi, ada yang tunai seperti BLSM dan BSM, serta tidak tunai seperti
pembangunan insfrastuktur di pemukiman tertentu. Dari pembangunan itulah
akan tercipta lapangan pekerjaan untuk menyejahterakan warga sekitar,"
kata Nuh.
Khusus BLSM, lanjut dia, Presiden SBY sudah memerintahkan kepada
semua menteri di kabinet untuk turun langsung dan memantau
pelaksanaannya, tepat sehari usai pengumuman kenaikan tarif BBM
bersubsidi. Diharapkan, para menteri yang bertugas bisa melaporkan dan
hasilnya akan dievaluasi pemerintah pusat.
"Kebetulan saya diperintah presiden ke Surabaya. Di sini, proses
pembayaran sangat bagus karena semua sudah disiapkan dengan baik dan
tertata. Hanya saja, masih ada beberapa kendala yang nantinya menjadi
bahan evaluasi agar ke depan bisa lebih baik," kata mantan Menteri
Komunikasi dan Informatika tersebut.
Salah satu temuan M. Nuh, yakni tidak bisa diwakilkannya para
penerima BLSM, meski mayoritas penerimanya adalah orang tua berusia di
atas 60 tahun. Menurut dia, pada pencairan tahap ke dua diharapkan ada
perubahan karena penerima yang usianya sudah lanjut tidak mengalami
kendala ketika harus datang ke kantor pos.
"Pada pencairan tahap kedua nantinya, para penerima yang sudah tua
tidak perlu datang karena bisa diwakili asalkan syaratnya lengkap,
seperti kartu perlindungan sosial (KPS). Bahkan, kalau perlu petugas
kantor pos yang mengantarnya langsung ke rumah penerima," kata pejabat
kelahiran Surabaya tersebut.
Pencairan BLSM berupa bantuan tunai sebesar Rp150 ribu yang
diberikan selama empat bulan untuk warga miskin yang terdata di seluruh
Indonesia. Hari ini, dibayarkan untuk dua bulan, yakni Juli-Agustus
dengan total Rp300 ribu. Tahap kedua, rencananya dicairkan pada
September dalam besaran yang sama untuk September dan Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar