Laporan: Dar Edi Yoga
RMOL. Pemerintah diingatkan jangan sampai terkecoh lagi dengan sandiwara pihak asing.
"Cukup
sudah Belanda dan Amerika yang bermain sandiwara soal 'gunung tembaga'
yang membuat pemerintah Indonesia terlalu gampang melepasnya," tegas
Andi Arief yang pernah menjabat staf khusus presiden bidang bencana dan
bantuan sosial era Soesilo Bambang Yudhoyono, dalam pesan singkatnya
kepada redaksi, Rabu (9/9).
Andi mengatakan, Amerika melalui PT
Freeport tidak mungkin jauh-jauh ke Papua cuma mau eksploitasi tembaga.
Yang ternyata, di bawahnya ada emas berlimpah. Sandiwara serupa juga
dilakukan Belanda. Diduga kuat kerusakan pada situs bawah permukaan
Gunung Padang di Cianjur akibat pembangunan lorong yang dibuat dulu oleh
Belanda.
"Bahkan laporan masyarakat, Belanda saat membangun
stasiun Kereta Api Lampegan juga melakukan pengeboman di salah satu sisi
untuk membuka kesulitan mencari jalan masuk ke Gunung Padang bawah
permukaan," beber Andi.
Menurut Andi, pemerintah Indonesia bisa
memanggil pihak Kedubes Belanda untuk menjelaskan persoalan ini.
Pasalnya, laporan arkeolog, NJ Krom yang diperoleh Tim Terpadu Riset
Mandiri (TTRM) menemukan bahwa tahun 1914 hanya ada laporan atas
permukaan situs yang juga tidak jelas.
"Hebatnya para peneliti
kita secara detail bisa melihat bekas-bekas lorong yang dibangun Belanda
dengan kecerdikan dan teknologi yang ada," imbuh inisiator TTRM Gunung
Padang tersebut.
Kini, masih kataAndi, peneliti TTRM tinggal menunggu Menteri Pendidikan Kebudayaan dan pemerintah merespon ini segera.
"Kalau
dulu Freeport mengelabui dengan isu tembaga, kali ini jangan lagi kita
percaya dengan isu batu-batu kollumnar join bersebaran yang disakralkan
sedemikian rupa agar kita tidak melihat dan mendapatkan yang lebih
sakral lagi di lapisan-lapisan di bawahnya. Ada monumen dahsyat, ada
ruang hampa udara (chamber), ada timbunan metal," demikian Andi, mengingatkan.[wid]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar