Pewarta: Ida Nurcahyani
Jakarta (ANTARA News) - Cadangan minyak nasional saat ini tinggal 3,7
miliar barel dari sekitar 27 miliar barel cadangan minyak yang terbukti
ada atau "proven reserve".
"Negara kita dulu punya cadangan minyak yang terbukti ada hingga 27
miliar-an barel, tapi itu sudah diproduksi sekitar 22,9 miliar barel.
Sisanya, tinggal 3,7 miliar barel," kata Kepala Bagian Hubungan
Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro saat memberi edukasi media bersama
Total E&P Indonesie di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Diperkirakan, cadangan tersebut akan bertahan sekitar 10 tahunan lagi.
Meski demikian, Indonesia sebenarnya masih punya 43,7 miliar barel
cadangan minyak, namun dibutuhkan eksplorasi berbiaya dan berteknologi
sangat tinggi.
"Cadangan potensial ini lebih sulit dicari karena letaknya lebih dalam
makanya investasi hulu migas harus didorong dengan mempermudah perizinan
eksplorasi. Jadikan perizinan satu pintu, negara harus hadir di sini."
Dengan
minimnya cadangan yang ada, Elan heran jika Indonesia masih mau
bergabung dengan negara-negara pengeskpor minyak atau OPEC. Konsumsi
migas Indonesia selalu mengalami kenaikan sejak tahun 2003, sekitar
delapan persen per tahun sedangkan produksi selalu menurun 15-20 persen
per tahun.
"Harusnya kita ikut OPIC saja, Organization of the Petroleum Importing
Countries. Saat ini produksi minyak kita tak sampai 800.000 barel per
hari, sehingga harus impor sekitar 800.000 barel per hari karena
konsumsi 1,6 juta barel per hari," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar