BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 03 September 2015

Polri Kantongi Nama Tersangka Kasus Crane Pelindo, Ada Kasus Lain yang Lebih Besar

Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Penyidik Direketorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri sudah mengantongi calon tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobile crane di PT Pelindo II. Namun, Bareskrimm belum mau mengungkap siapa nama calon tersangka itu.

"Ya calon tersangka sudah ada. Kalau tersangka kita berpedoman pada azas praduga tak bersalah," kata Direktur Tipideksus Bareskrim Polri Brigjen Victor E Simanjuntak dalam percakapan via telepon, Rabu (2/9/2015) malam.

"Kita belum sampai menyentuh RJ Lino. Nanti lihat dulu keterangan saksi-saksi dan hasil analisis barang bukti dulu," tambahnya.

RJ Lino sendiri merasa tidak nyaman ketika Bareskrim melakukan penggeledahan, Jumat pekan lalu. Namun, Victor enggan berkomentar lebih jauh terkait reaksi RJ Lino ini sebelum mendapatkan bukti-bukti pendukung yang kuat.

"Saya tidak bisa mengeluarkan pendapat sebelum ada bukti-bukti yang mendukung, semua harus melalui dukungan alat bukti," tambahnya.

Victor mengungkapkan, kasus ini sudah diselidiki Bareskrim Polri sejak 3 bulan lalu. Bareskrim sudah merencanakan melakukan penggeledahan di PT Pelindo II pada Juli 2015. "Tapi karena masalah teknis, kita tunda sampai akhirnya kita laksanakan pekan lalu itu," katanya.

Kasus tersebut saat ini sudah dalam tahap penyididkan. 7 saksi, di antaranya dari Pelindo dan pihak pelabuhan telah dimintai keterangan.

"Yang 3 orang saksi dari Pelindo dan pelabuhan, 4 saksi kita rahasiakan dulu," ungkapnya.

Dia menambahkan, korupsi pengadaan unit mobile crane ini hanya sebagai pintu masuk saja. Ia menyebut, ada kasus besar lainnya yang kerugiannya mencapai triliunan rupiah.

"Mobil crane ini hanya pintu masuk saja, kemudian memang ini ada kerugian besar. Posisi kasusnya gampang, beli barang untuk dipakai, tetapi dari 2013 beli sampai dengan sekarang gak dipakai sampai gak bisa distarter lagi," katanya.

Dalam hal ini, Viktor menyebut jika Pelindo II sebagai perencana. Namun, Pelindo II membeli barang dengan spesifkasi teknis yang sama, padahal tidak semua pelabuhan punya kebutuhan yang sama. Dari 10 unit mobile crane ini, rencananya akan disebarkan ke 8 pelabuhan.

"Yang buat perencanaan Pelindo II, kemudian hasil perencanaan dikirim ke manager teknik ke masing-masing pelabuhan, bukan GM-nya lho, kemudian dikirimkan lagi ke Pelindo II, diajukan lagi oleh Pelindo II. Kemudian oleh pelabuhan itu dikembalikan," paparnya.

Ia mengatakan, ada dugaan mark up dalam pengadaan unit mobile crane tersebut. Sebab, jika pembelian dilakukan di masa sekarang yang nilai kurs dolar tinggi, harga 1 unit crane hanya sekitar Rp 2 miliaran.

"Harga sekarang itu dengan spektek yang sama paling Rp 2-2,3 M. Kalau 10 (unit) kan Rp 23 M. Sementara itu kan tahun 2013, lebih murah dari itu," tutupnya.

Tidak ada komentar: