BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 28 April 2011

Takut Dibunuh Politisi, Tersangka Kasus Suap Kemenpora 'Lari' ke LPSK

Fajar Pratama - detikNews

Jakarta - Ancaman pembunuhan dan teror diterima Kamarudin Hidayat. Tapi pengacara tersangka kasus suap Kemenpora Mirdo Rosalina Manulang atau Rosa ini tidak gentar. Dia malah mengkhawatirkan keselamatan kliennya Rosa. Dia pun berencana meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Saya ini lebih khawatir terhadap klien saya. Maka saya bermaksud untuk melaporkan hal ini dan meminta perlindungan ke LPSK," tutur Kamarudin saat dihubungi, Kamis (28/4/2011).

Kamarudin mengatakan, sedianya dia akan melapor ke LPSK pada Rabu petang kemarin. Namun karena pihak LPSK berbenturan dengan jadwal lain, maka pelaporan tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Satu atau hari ke depan, sedianya kemarin jam enam," terangnya.

Menurut Kamarudin, kemungkinan kliennya akan turut mendapat ancaman seperti dirinya sangat mungkin terjadi. Karena ancaman fisik yang ditujukan kepada dirinya oleh orang-orang tidak dikenal tersebut, bermotif agar informasi tentang keterlibatan politisi atasan Rosa jangan sampai terbongkar. Sebelumnya Kamarudin juga telah mengakui atasan rosa berasal dari partai yang tengah berkuasa.

"Sangat mungkin ibu Rosa dapat ancaman fisik juga. Apalagi di lapas kan keamanannya kurang ketat. Kalau tengah malam saya takutkan bisa disusupi orang," terang Kamarudin.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kamarudin Simanjuntak mengungkapkan dirinya pernah mendapat ancaman fisik terkait posisinya sebagai pembela tersangka Rosa Manulang di kasus dugaan suap di Kemenpora. Kamaruddin dipaksa untuk bungkam.

Saya dicegat segerombolan orang. Saya mau dipukuli. Mereka mencegah saya untuk jadi pengacaranya, agar tidak banyak bicara,” kata Komaruddin saat dihubungi wartawan, Kamis (28/4/2011).

Kamarudin menuturkan, kejadian itu terjadi di Rutan Pondok Bambu, sesaat setelah dirinya menjenguk Rosa yang ditahan di rutan, Selasa (26/4/2011). Ditanya apakah ancaman itu ada hubungannya dengan pernyataan Kamarudin yang dilontarkan selama menjadi kuasa hukum Rosalina, ia mengaku tidak tahu.

"Mereka mengatakan di depan (Rutan) Pondok Bambu, katanya Ini akan mempersulit kamu," ucap Kamarudin.

Kamarudin mengatakan dirinya banyak menerima kiriman SMS (Short Message Service) untuk mencabut kuasa hukum Rosalina.

"Saat kita antar ke (Rutan) Pondok Bambu ada segerombolan orang mencegat minta cabut surat kuasa hukum. Mereka juga mengancam akan membunuh," kata Kamarudin.

(fjp/ndr)
 

Tidak ada komentar: