VIVAnews - Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Tamsil
Linrung menegaskan, akan menuntut Acoz karena telah menyebut namanya
dalam kasus suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah
Transmigrasi (PPIDT) di Kemenakertrans.
"Coba cek kalau itu
benar itu berarti ya salah. Akan saya laporkan kalau dia itu
mencatut-catut nama saya," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera itu
di gedung DPR, Jakarta, 7 September 2011.
Sebelumnya, usai
pemeriksaan di KPK, Selasa 6 September 2011, tersangka Dharnawati
menyebutkan sejumlah nama yang meminta jatah proyek. Disebutkan
Dharnawati, Acoz yang mengaku sebagai utusan dari Wakil Ketua Badan
Anggaran Tamsil Linrung. Selain Acoz, pihak lain yang disebut yakni,
Staf Ahli Menakertrans Muhaimin Iskandar.
Tamsil tak pungkiri,
dirinya mengenal Acoz. Tamsil menjelaskan, kenal Acoz sebagai sesama
aktivis mahasiswa. Acoz dikenalnya kemudian menjadi aktivis LSM.
Terakhir berkomunikasi dengan Acoz sekitar tiga bulan lalu.
"Acos itu teman di Makasar. Tahun 80an. Dia dulu pernah kerja di New Zealand itu yang saya tahu. Saya kenal," katanya.
Namun,
dia membantah menerima duit dari Acoz. Dia juga membantah punya
hubungan bisnis. "Tidak. Karena dia bukan bisnisman, tapi aktivis. Dia
cuma bilang ke saya waktu pulang dari New Zealand usahanya kurang
berhasil sehingga dia kembali," kata Tamsil.
Tamsil mengaku tidak
tahu soal proyek kemenakertrans. Posisinya sebagai pimpinan banggar
memang turut membahas anggaran. "Itu memang kita setujui, saya dukung
itu yang namanya proyek transmigrasi itu kelanjutan dari apa yang sudah
djalankan," ujarnya.
Walau begitu, Tamsil menegaskan, dirinya
siap diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika dibutuhkan.
"Siap, kapan saja," ucapnya. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar