Jakarta (ANTARA News) - Guru besar hukum internasional pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menyatakan pernyataan maaf dalam hubungan internasional sarat makna, bergantung pada konteks mengapa maaf itu diminta atau diberikan.

"Makna maaf bisa berkaitan dengan masalah kedaulatan," kata Hikmahanto di Jakarta, Kamis, menanggapi pernyataan maaf Presiden Susilo Yudhoyono kepada Malaysia dan Singapura terkait asap dari kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.

Ia menegaskan bahwa publik Indonesia perlu memahami bahwa permintaan maaf dalam hubungan internasional memiliki banyak makna dan berkaitan dengan masalah kedaulatan.

Hikmahanto mencontohkan setelah Perang Dunia II hingga saat ini China menghendaki Jepang meminta maaf atas kekejian yang dilakukan tentara Jepang, namun Jepang belum memenuhi tuntutan tersebut karena tidak ingin kedaulatannya direndahkan.

Sejumlah tokoh dan masyarakat Indonesia berpikiran demikian ketika mengeritik Presiden Yudhoyono atas pernyataan maafnya.

Ia menilai pernyataan maaf Presiden Yudhoyono adalah dalam gerak isyarat (gesture) atas ketidaknyamanan Malaysia dan Singapura yang ditimbulkan oleh asap dari Indonesia sekaligus untuk menjaga hubungan baik.

"Maaf yang disampaikan Presiden berbeda dengan maaf yang dikehendaki China terhadap Jepang karena tidak ada tuntutan permintaan maaf tersebut, baik dari Singapura dan Malaysia kepada Indonesia," katanya.

Selain itu, katanya, maaf yang disampaikan Presiden bukanlah atas suatu kebijakan yang secara sengaja dilakukan pemerintah.

"Ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Jepang dalam perspektif China," kata Hikmahanto.

Setelah permintaan maaf oleh Presiden, menurut Hikmahanto, tentu Singapura dan Malaysia harus memberi ruang bagi Indonesia melakukan segala daya upaya untuk menyelesaikan masalah asap.

"Adalah tidak patut bila setelah permintaan maaf Presiden, berbagai pihak di Singapura dan Malaysia terus mendesak dan mengkritik pemerintah Indonesia. Tentu sikap demikian tidak mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Presiden Yudhoyono agar hubungan antarnegara terjaga dan semangat solidaritas ASEAN lebih dikedepankan," katanya.