BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 26 Februari 2015

Sama-sama Perangi Narkoba, Kaledonia Baru Hormati Hukuman Mati di Indonesia

M. Aji Surya - detikNews
Jakarta - Maraknya pemberitaan media Internasional mengenai eksekusi mati bagi bandar dan pengedar narkoba yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, tidak luput dari perhatian Presiden Ad Interim Pemerintah New Caledonia, Cynthia Ligeard. Hal ini disebabkan karena New Caledonia atau Kaledonia Baru juga menghadapi masalah narkoba terutama di kalangan anak mudanya.

"Sebagai seorang ibu, saya memiliki kekhawatiran terhadap peredaran narkoba dan akan berupaya untuk melindungi warga New Caledonia dari jerat obat-obatan terlarang tersebut. Meskipun secara pribadi tidak menyetujui hukuman mati, namun setiap orang yang datang ke Indonesia harus menghormati dan mengikuti hukum yang diterapkan di Indonesia," ujar Cynthia Ligeard dalam pertemuan dengan Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta, Rabu (25/2/2015).

Widyarka menjelaskan pelaksanaan hukuman mati yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia terhadap para pengedar dan bandar narkoba sejalan dengan hukum positif. Dalam situasi darurat narkoba, pemerintah harus mengambil tindakan tegas karena setiap harinya sekitar lima puluh orang Indonesia meninggal akibat penyalahgunaan obat terlarang tersebut.

idyarka mengharapkan agar kesepakatan antara Presiden Jokowi dan Presiden Prancis Francois Hollande di sela-sela pertemuan G20 Brisbane untuk meningkatkan kerja sama kemitraan strategis agar dapat direplikasikan ke dalam hubungan Indonesia dan New Caledonia di bidang ekonomi, sosial, budaya dan lainnya.

Arti penting hubungan Indonesia - New Caledonia, tidak bisa dilepaskan dengan faktor keberadaan 7.000 keturunan Indonesia yang telah menjadi bagian dari masyarakat New Caledonia. "Sudah sangat sulit membedakan keturunan Indonesia dengan masyarakat New Caledonia karena komunitas Indonesia sudah berintegrasi dengan sangat harmonis," kata Cynthia.

Cynthia juga menyambut baik pemberian Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2015 kepada dua orang warga New Caledonia yang merupakan diaspora keturunan Indonesia dan etnis Kanak. Di masa mendatang selain sebagai penerima BSBI, diharapkan lebih banyak lagi warga New Caledonia yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi Indonesia.

Meskipun hanya berpenduduk 268.767 jiwa, namun New Caledonia memiliki pendapatan per kapita terbesar ke dua setelah Australia di kawasan Pasifik, sekitar 27.654 Euro. Hal tersebut membuat wilayah Prancis ini menjadi salah satu potensi pasar yang cukup menjanjikan. Perekonomian New Caledonia selain ditunjang oleh devisa industri nikel juga didukung oleh pendapatan dari industri pariwisata. Setiap tahunnya hampir 500.000 wisatawan asing terutama dari Australia, Selandia Baru, Prancis dan Jepang berlibur untuk menikmati wisata bahari New Caledonia

Tidak ada komentar: