BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 31 Maret 2016

Punya Ayah Pengemis, Marshanda: Cintaku Tak Pernah Surut

TEMPO.CO, Jakarta - Marshanda mengatakan banyak orang yang meremehkan ayahnya hanya karena status ekonomi ayahnya. Namun, Marshanda mengaku hal itu bukanlah sesuatu yang memalukan.

"Jujur aku senang dengan kejadian kemarin, karena momen ini sudah aku tunggu dari dulu, sejak umur 17. Papa dari dulu secara ekonomi minim, tapi dari dulu aku nerima itu, aku enggak merasa itu aib," kata Marshanda, Rabu, 30 Mei 2016.

"Hal kayak gitu enggak perlu disembunyiin. Aku tahu di sekeliling papa banyak orang yang meremehkan dia hanya karena materi, hanya karena badannya enggak bersih segala macam, yang sangat permukaan banget," kata Marshanda lagi.

Marshanda mengatakan, sejak dulu dia memang ingin merawat sang ayah, namun karena kekhawatiran keluarganya, dia mengurungkan niatnya itu.

Menurut Marshanda,  cintanya kepada ayahnya tidak pernah surut meski keadaannya seperti sekarang. Sejak dulu, dia ingin berbagi soal ayahnya tapi dilarang oleh keluarganya. "Aku mencintai dia enggak ada bedanya dengan saat aku kecil waktu masih tinggal sama papa. Aku pengen share itu, tapi kan dulu keluarga masih belum boleh. Nah dengan momen ini terjadi, tiga hari terakhir ini blessing banget buat aku, karna aku bisa berbagi nilai-nilai yang aku anggap penting bagi diri aku," katanya.

Dengan kejadian tersebut, Marshanda ingin menunjukkan pada masyarakat akan kesetaraan. Agar masyarakat tidak hanya menghargai orang berdasarkan status sosial atau nilai-nilai yang ditetapkan masyarakat.

"Ayo kita berhenti hanya menghormati orang-orang yang wow, orang-orang yang menurut nilai-nilai masyarakat, orang-orang yang punya materi, jabatan, uang, atau jagoan. Papahku walaupun dia sebagai figur ayah itu nol, minus, tapi tidak kemudian dia bisa berhenti dicintai, dihargai, dan dianggap setara," kata ibu satu anak itu.

Tidak ada komentar: