BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 16 Maret 2016

Polisi Tangkap 2 Pelaku Penipuan Surat Palsu KemenPANRB

Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Tim Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap dua pelaku penipuan yang mencatut Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB). Kedua pelaku mengirimkan surat palsu ke kepala daerah dengan membubuhkan tandatangan palsu Sekjen KemenPANRB.

Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Mujiyono mengatakan, kedua pelaku ditangkap atas laporan staf KemenPANRB pada tanggal 15 Maret 2016 lalu.

"Modusnya membuat surat seolah-olah asli dari KemenPANRB, padahal bukan. Mereka menawarkan sosialisasi mengenai penggunaaan anggaran dan macam-macam," jelas Mujiyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Kedua pelaku berinisial AS (46) dan DA alias A ditangkap di Jakarta pada Selasa (15/3) malam dan tadi pagi. Para pelaku mengirimkan surat tersebut ke sejumlah pejabat daerah setingkap bupati, wali kota, kepala dinas dan kepala badan, dan meminta menyediakan sejumlah uang dengan alasan untuk akomodasi.

"Namun dari sosialisasi tersebut, kepala daerah dimintai duit Rp 5-10 juta. Tentunya ini akan merusak citra KemenPANRB padahal itu tidak benar semua," imbuhnya.

Sementara itu, Kasubdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Suharyanto mengatakan, sedikitnya ada 10 pejabat daerah yang kena tipu. "Kerugian total dari 10 orang ini sekitar Rp 250 juta," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas KemenPANRB Herman mengatakan, pihaknya melaporkan kasus tersebut karena mendapatkan banyak keluhan dari pejabat daerah.

"Laporan ini kami sampaikan ke Polda Metro Jaya berdasarkan perintah pimpinan karena akhir-akhir ini kami menerima laporan, pengaduan, keluhan dari pejabat dari daerah baik PPK, bupati, wali kota, kepala dinas dan badan dengan banyaknya surat undangan dari KemenPANRB yang ternyata itu adalah bodong. Ada (surat) terkait seleksi CPNS, penyelesaian tenaga honorer," jelas Herman.

Menurut Herman, pelaku mengirimkan surat palsu tersebut melalui email dan fax ke kantor kepala daerah.

"Kami pastikan surat itu palsu tanda tangannya mengatasnamankan Sekretaris KemenPANRB dan atasnama Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana Kementrian PANRB itu melalui email maupun fax," ujarnya.

Sementara Herman mengimbau kepada para kepala daerah untuk mengecek ulang ketika mendapat undangan yang mengeatasnamakan KemenPANRB agar tidak menjadi korban penipuan.

"Terkait kejadian ini Kami imbau kepada pejabat pembina kepegawaian baik gubernur, bupati maupaun kepala dinas  di tingkat provinsi dan kabupaten, apabila ada surat dari KemenPANRB baiknya dicek dan kroscek karena ada beberapa di antaranya yang sudah datang ke Jakarta dan memberikan kontribusi," ungkapnya.

Ia menegaskan, KemenPANRB tidak pernah memungut biaya sedikit pun setiap melakukan kegiatan yang mengundang para pejabat daerah.

"Kami pastikan kegiatan KemenPANRB tidak kutip biaya sedikit pun. Sepenuhnya jadi tanggung jawab kami," tutupnya.
(mei/hri)

Tidak ada komentar: