BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 31 Maret 2016

Peluang Sipir Tergoda Soal Ini Makin Besar

JAKARTA – Mantan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Hasanuddin Massaile, tak setuju jika gaji rendah dijadikan alasan oknum sipir di lembaga pemasyarakatan terlibat peredaran narkoba. 
“Saya tidak mau beralasan karena gaji rendah pegawai,” ucap Hasanuddin di kantor Kemenkumham di Jakarta Selatan, Rabu (30/3). 
Menurut Hasanuddin, gaji rendah bukan alasan untuk tidak bekerja dengan baik. “Banyak pekerja yang gajinya rendah tapi bekerja bagus,” katanya. 
Dia menilai faktor utama yang mungkin jadi penyebab adalah lemahnya prinsip-prinsip hidup. Selain itu, juga karena kedekatan dengan narapidana di lapas. 
Menurut Hasanuddin, para sipir menjadi tergoda ketika napi mengajak bekerja sama menjalankan bisnis laknat tersebut. 
“Banyak memang terjadi orang-orang lemah-lemah dalam prinsip hidupnya. Jadi mereka tergoda, sehingga terjadi permintaan dan penawaran,” ujarnya. 
Dia juga menyatakan, masalah kelebihan kapasitas menjadi salah satu faktor bisnis narkoba napi melibatkan sipir. Hal itu mengingat, jumlah sipir yang tak sebanding dengan jumlah penghuni sehingga peluang dan godaan berbisnis narkoba semakin besar.  
“Tapi kita tidak pernah main-main sama yang namanya narkoba. Ada sanksi pemecatan buat mereka,” katanya. 
Menurutnya, sipir yang terlibat narkoba harus diberikan sanksi katagori berat. Bahkan, kata Sihabuddin, jika pimpinan Lapas pun terbukti terlibat maka harus dipecat. 
“Sampai tingkat pimpinan lapas kalau memang melakukan perbuatan langgar hukum berat atau memberikan cacat pada kedinasan, kita pecat,” ujar Sihabuddin.(boy/jpnn)

Tidak ada komentar: