Danu Mahardika - detikNews
Jakarta
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (komnas PA), Aris Merdeka
Sirait kecewa atas pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh
terkait korban pemerkosaan. Arist menilai semestinya Nuh bisa lebih
hati-hati dalam berbicara, apapun konteksnya.
"Saya sangat
kecewa, bahkan marah atas pernyataan menteri itu. Ini menteri pendidikan
atau apa. Apa tidak memperhatikan perasaan anaknya, keluarganya,"
jelasnya saat berbincang dengan detikcom, Minggu (14/10/12).
Arist
mencatat, sudah beberapa kali M Nuh entah disengaja atau tidak
mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. Sebagai contoh pada kasus
tawuran Manggarai beberapa saat lalu. Nuh sempat membeberkan hasil
percakapannya dengan pelaku yang menyatakan kalau pelaku puas membunuh
korban. Seharusnya hal seperti ini tidak perlu diungkapkan.
"Tentang
puas bunuh korban itu harusnya tidak layak dibicarakan ke publik. itu
harusnya untuk internal saja, sebagai salah satu bahan untuk cari
solusi. masak ini dia tidak mikirin efeknya. bagaimana perasaaan pihak
yang bersangkutan kasus ini," lanjutnya.
Aris juga menyayangkan
pihak kemendikbud yang sangat sulit diajak berdialog dengan Komnas PA
untuk mencari solusi mengenai permasalahan remaja di dunia pendidikan
Indonesia. Mantan aktivis buruh ini mengaku bahwa sejak tahun lalu
pihaknya telah mengajak berdiskusi Mendikbud dan jajarannya namun
rencana pertemuan tersebut tidak terealisasi hingga saat ini.
"Dari
tahun lalu setelah kasus SMA 6 yang memukul wartawan saya sudah bilang
ke Wamen untuk bikin pertemuan untuk diskusi cari solusi masalah tawuran
dan sebagainya. Tolong dihadirkan juga Menteri. tapi apa sampai
sekarang terjadi tawuran lagi SMA 6 dan SMA 70, kemendikbud tidak ada
kabar apa-apa," herannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar