Nur Khafifah - detikNews
Jakarta
KRI Dewaruci itu bukan saja saksi kejayaan Indonesia di lautan, tetapi
juga saksi perdamaian anak-anak SMA 6 dan SMA 70. Di atas kapal
kebanggaan Nusantara itu, siswa SMA 6 berpelukan dengan SMA 70.
Pemandangan
indah itu seolah menghapus 'kisah buruk' mereka pada 24 September
silam. Kenangan buruk saat rekan sekolah mereka tawuran dan bahkan
seorang siswa SMA 6 bernama Alawy Yusianto Putra tewas tersabet celurit.
Adalah
Arofiq Ardiansyah dari SMA 6 dan Arya Lugina dari SMA 70 yang saling
berpelukan di salah satu ruangan dalam kapal KRI Dewaruci yang berlabuh
di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/10/2012). Pemandangan itu
disambut tepuk tangan siswa-siswa lainnya yang hadir.
"Jadi kita dari SMA 6 dan SMA 70 nggak akan tawuran lagi, kita putuskan ini adalah aksi damai," ujar Arofiq.
Sedangkan
Arya dari SMA 70 berharap permasalahan siswa kedua sekolah tidak
berlarut-larut. Dia juga berharap 6 teman-temannya yang kemarin
ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan bisa dilepaskan dari
jerat hukum.
"Saya berharap semua cepat selesai. Nggak usah makin
berlarutlah, kita sebagai teman kepikiran juga. Kita kelas 3 persiapan
ujian, kita juga butuh fokus. Harapannya semua tuntutan bisa dilepas,"
ucap Arya.
Anak-anak itu datang bersama pemerhati anak Kak Seto
Mulyadi. Menurut Kak Seto, kegiatan melihat KRI Dewaruci dari dekat
adalah kegiatan yang positif bagi generasi muda.
"Agar mereka
bisa melihat melihat kapal ini, agar mereka bisa terinspirasi kelak
menjadi pelaut karena suka tantangan," ucap Kak Seto.
Tadi pagi
anak-anak ini juga menjalin keakraban dengan berpartisipasi dalam acara
pelatihan ESQ bersama. Diharapkan kegiatan bersama ini akan membuat
mereka semakin dekat dan tidak lagi terlibat tradisi tawuran yang
diwarisi dari pendahulu-pendahulu mereka dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar