Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Hasil Lembaga Survei Nasional (LSN)
menyebutkan publik belum puas atas kinerja Kabinet Indonesia Bersatu
(KIB) II. Hasil survei tersebut sebaiknya menjadi perhatian untuk
meningkatkan kinerja menteri-menteri.
"Sebaiknya setiap menteri
memperhatikan hasil survai untuk membanding dan memacu perbaikan yang
mereka perlukan untuk meningkatkan kinerja kementrian yang mereka
pimpin. Hasil survai, di tempat paling penting, bukan untuk disangkal
namun untuk dipetik pelajaran terbaiknya," ujar Staf Khusus Bidang
Komunikasi Politik Daniel Sparringa kepada detikcom, Senin (3/6/2013).
Daniel
mengatakan setiap menteri KIB II memiliki target dan sasaran yang
diperikatkan dalam sebuah janji yang disampaikan pada Presiden SBY saat
mereka menerima mandat sebagai menteri. Target dan sasaran itu setiap
tahunnya disusun menjadi program berikut besaran anggarannya.
"Prestasi seorang menteri di depan Presiden diukur dari seberapa besar capaian program itu setiap tahunnya," jelasnya.
Melalui
UKP4, lanjut Daniel, Presiden SBY menerima semacam rapor setiap menteri
berdasarkan sejumlah ukuran objektif. Pencapaian sasaran dan serapan
anggaran adalah contoh dua indikator utamanya.
"Pandangan setiap
responden terhadap kinerja seorang menteri jelas lebih beragam dan
memakai indikator yang bisa jadi jauh lebih luas dibandingkan dengan apa
yang menjadi target dan sasaran seorang menteri," ungkapnya.
Menurut
Daniel, harapan setiap responden juga bisa sangat bervariasi. Penilaian
mereka juga ditentukan oleh pengalaman subyektif mereka.
"Karena
itu, sesungguhnya kinerja menteri, opini publik, dan hasil survai
adalah tiga hal yang tidak selamanya sama dan sejajar," pungkasnya.
Sebelumnya
diberitakan dari sekian banyak kementerian hanya ada 3 menteri atau
kementerian yang kinerjanya termasuk moncer. Tiga kementerian itu yakni
Kementerian BUMN, Kemenkes dan Kemendag.
Selebihnya, publik tidak
puas atas kinerja KIB II karena para menteri yang berasal dari partai
politik dinilai lebih mementingkan partai daripada bekerja. Tercermin
dari survei yang
dilakukan LSN pada 1-10 Mei pada 1.230 responden hasil pencuplikan
berjenjang dari 33 provinsi dengan metode kuesioner. Margin of error
dari penelitian ini 2,8%.
Berikut hasilnya seperti dipaparkan peneliti LSN Gema Nusantara dan Dipa Pradipta:
77,7% responden menyesalkan keputusan Presiden SBY merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
71,3%
responden meminta seluruh menteri yang maju sebagai caleg untuk Pemilu
2014 segera mengundurkan dari kabinet dengan alasan agar tidak terjadi
conflict of interest.
49,2% responden menilai kondisi negara
Indonesia selama periode kedua pemerintahan SBY 'sama saja' dibanding 5
tahun sebelumnya. Bahkan 30,2% menilai semakin buruk. Sebanyak 18,5
menilai 'semakin membaik'.
Rata-rata tingkat kepuasan publik
berada di bawah 45%. Di bidang politik, kepuasan publik sangat rendah
mencapai 27,1%. Kinerja Presiden SBY terburuk di bidang ekonomi dan
hukum masing-masing tingkat ketidakpuasannya adalah 65,6% untuk bidang
hukum dan 64,1% untuk bidang ekonomi.
86,1% tak setuju kebijakan pemerintah untuk kenaikan BBM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar