Jpnn
JAKARTA -
Pengamat ekonomi, Faisal Basri, mengatakan kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi tidak akan menyebabkan meningkatnya pengangguran
di Indonesia. Sebab, semangat orang untuk mendapatkan pekerjaan juga
semakin tinggi.
"Saya percaya bahwa pengangguran itu tetap tidak akan naik. Karena orang makin susah, dia akan terus mencari upaya-upaya untuk bekerja," kata Faisal dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (22/6).
Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, perusahaan kecil memang akan terkena dampak kenaikan harga BBM. Namun, lanjutnya, kenaikan itu tidak akan berdampak terlalu siginfikan pada perusahaan besar.
"Ongkos naik tapi dia (perusahaan kecil) tidak bisa naikkan harga. Sebab kalau dia naikkan harga, nanti barang-barang dari China enggak masuk," ucap Faisal.
Diakuinya, kenaikan harga BBM memang bisa menyebabkan suatu pabrik ditutup sehingga para pekerjanya kehilangan pekerjaan. Namun, kata Faisal, makin sulit kehidupan seseorang maka semakin menambah upaya untuk mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Faisal menambahkan, rakyat Indonesia memiliki daya tahan yang luar biasa. Ia mencontohkan, jika seorang pekerja yang pendapatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tak cukup lagi karena naiknya harga BBM, maka istri sang pekerja akan berupaya ikut mencari penghasilan tambahan. Padahal kata Faisal, sebelumnya istrinya hanya menjadi ibu rumah tangga saja.
Selain itu, lanjut dia, anak-anak sekolah juga dapat ikut membantu perekonomian orang tua mereka. "Orang yang di-PHK ini besok akan mencari pekerjaan. Sekasar-kasarnya memulung, dan menurut DPR mulung itu pekerjaan. Jadi pengangguran turun. Unik di Indonesia. Survival rakyatnya luar biasa," ucap Faisal.(gil/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar