VIVAnews - Tim Mabes Polri langsung turun ke
lapangan untuk melihat langsung dan mengetahui kejadian tewasnya siswa
Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Jambi saat menjalani pendidikan latihan
ketangkasan lapangan.
Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, Senin 24 Juni 2013,
mengatakan bawha tim Mabes Polri saat ini sudah di Jambi dan sedang
melakukan pertemuan dengan pihak Polda dan SPN Jambi.
Namun, belum bisa diketahui apa hasil dari pertemuan tersebut.
"Saya belum mendapat informasi terkait hasil pertemuan itu," jelas
Almansyah.
Sementara itu, informasi di lapangan menyebutkan, tim Mabes Polri
yang turun ke Jambi dari Lemdik Mabes Polri dan tim DVI Polri dari
Palembang. Namun, belum bisa diketahui hasilnya karena masih melakukan
otopsi terhadap jasad Hottua Halomoan Tampubolon yang ditemukan tewas
pada Minggu 23 Juni 2013, dari lokasi latihan ketangkasan fisik lari cross country sejauh enam kilometer di lokasi SPN.
Sementara itu, Polda Jambi mengaku bahwa sebanyak 11 orang siswa
SPN Jambi yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit yang
ada di kota itu.
Sebelumnya, para siswa SPN tersebut harus dilarikan ke rumah sakit
usai mengikuti giat pelajaran ketangkasan lapangan dengan lari cross country, pada
Jumat 21 Juni 2013, yang mengakibatkan dua siswa tewas dan 11 orang
siswa dirawat di rumah sakit. Di mana, dua orang dirawat di Rumah Sakit
DKT Jambi, sedangkan sembilan orang lainnya dirawat di Rumah Sakit
Bhayangkara Jambi.
Tim dari Polda Jambi dan Mabes Polri masih melakukan penyelidikan
terkait masalah ini. "Kalau memang karena faktor cuaca, maka kebijakan
pimpinan, kegiatan fisik akan dikurangi," kata Almansyah.
Jenazah Hottua Halomoan Tampubolon, yang sempat hilang dan
ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, saat ini berada di Rumah Sakit
Raden Mattaher Jambi untuk diotopsi.
Sementara itu, orang tua korban Hottua, Altur Tampubolon dan
ibunya, L Marpaung, minta agar kasus ini diusut sampai tuntas dan
transparan. "Kami keluarga menerima atas meninggalnya anak kami, namun
jika ada kejanggalan dalam kasus ini agar bisa diproses dan ditegakkan
hukum yang berlaku," kata Altur.
Rencananya jasad Hottua setelah diotopsi akan dibawa oleh keluarga ke Jakarta menggunakan pesawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar