Pewarta: Bayu Prasetyo,
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan
keputusan hukuman mati bagi duo Bali Nine asal Australia (Myuran
Sukumaran dan Andrew Chan) tidak merusak hubungan dagang
Indonesia-Australia.
"Ini sebenarnya tidak terkait dengan perdagangan. (Keputusan hukuman
mati) tidak merusak hubungan dagang," kata Kalla di Kantor Wapres di
Jakarta, Rabu sore.
Menurut JK, kondisi hubungan dagang bilateral tidak ada yang
terpengaruh akibat perbedaan pendapat kedua negara tentang hukuman
tersebut.
"Tidak ada (pengaruh). Kita lihat sapi contohnya. Ekspor kita
(Indonesia) banyak juga seperti hasil-hasil industri, perdagangan
tambang macam minyak, biasa aja," jelas Kalla.
Terkait perbedaan pendapat mengenai hukuman mati, Kalla mengatakan setiap negara memiliki pendapat yang berbeda.
"Tidak mungkin semua orang punya pendapat yang sama," kata JK ketika
ditanya mengenai falsafah "Zero Enemy, Thousand Friends".
Sementara itu, sejumlah pelaku pariwisata mengatakan perbedaan
pendapat hukum antara kedua negara tidak mempengaruhi kondisi pariwisata
Indonesia, terutama Bali yang banyak dikunjungi turis asal negeri
Kangguru.
Menurut Akademisi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Warmadewa
(Unwar) Denpasar, Ketut Sudiarta, pemboikotan oleh pemerintah Australia
yang melarang warganya datang ke Bali dinilai bersifat sementara.
Bali akan tetap menjadi destinasi favorit warga negara Australia, kata Sudiarta.
Selain itu, sebanyak 18 biro perjalanan wisata dari Australia
dikabarkan ikut bergabung dalam ajang bisnis pariwisata tahunan "Bali
Beyond and Travel Fair" (BBTF) pada 10-14 Juni mendatang.
Ketua Panitia BBTF 2015, Ketut Ardana mengatakan kendati hubungan
politik kedua negara sedang memanas, namun hal itu tidak mempengaruhi
keadaan pariwisata.
Sebanyak 18 biro perjalanan wisata potensial tersebut menjadi
"pembeli" yang siap melihat peluang bisnis pariwisata yang ditawarkan di
BBTF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar