Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi
Rp13.330 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.320 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu, mengatakan
bahwa nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS namun masih
dalam kisaran yang terbatas, itu menunjukan efek masalah utang Yunani
tidak terlalu parah terhadap negara berkembang.
"Yunani akhirnya gagal bayar terhadap surat utangnya meski sudah
ada upaya negosiasi untuk mendapatkan dana talangan. Negosiasi akan
kembali dilakukan setelah referendum pada 5 Juli mendatang," paparnya.
Ia menambahkan bahwa pasokan dolar AS dari lelang surat utang
negara (SUN) valuta asing sebesar 500 juta dolar AS (sekitar Rp6,5
triliun) menjadi salah satu penahan bagi mata uang rupiah untuk tidak
tertekan terlalu dalam terhadap dolar AS.
Menurut dia, penguatan dolar AS saat ini didorong oleh membaiknya
indeks kepercayaan konsumer Amerika Serikat dan turunnya angka inflasi
zona Euro. Saat ini pelaku pasar uang juga sedang menanti rilis indeks
manufaktur Tiongkok.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan
bahwa mata uang rupiah dapat kembali bergerak di area positif jika data
indeks manufaktur, data inflasi bulanan dan tahunan, serta data
kunjungan turis sesuai harapan pelaku pasar.
"Pelaku pasar mengharapkan sinyal positif dari fundamental ekonomi
domestik saat ini. Diharapkan, upaya pemerintah selama ini dalam rangka
menjaga perekonomian domestik dapat efektif sehingga meredam lonjakan
inflasi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar