TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MEKKAH - Mengenakan peci putih dan celana digulung, Amaluddin (46) terus menampilkan senyumnya. Sesekali, ia tertawa. Hal itu ia lakukan sambil memandangi mesin cuci, di mana pakaiannya sedang berputar-putar dalam air. Selama di Mekkah, Arab Saudi, Anggota Komisi V DPRD Lampung itu memilih mencuci pakaiannya sendiri.
Amaluddin, yang sedang menjadi Tim Pembimbing Haji Daerah Lampung 2015, harus mencuci sendiri lantaran pihak hotel tidak menyediakan jasa binatu.
"Ada laundry di luar hotel, tetapi jauh. Jadi, cuci sendiri saja. Beginilah kalau nggak sama istri," tutur Amaluddin sambil tertawa, Senin (7/9/2015).
Karena mendadak, Amaluddin mengaku tidak membawa perlengkapan mencuci, seperti sabun maupun ember. Ia pun mencuci tanpa sabun.
"Embernya pinjam. Awalnya kan mau laundry saja, ternyata tidak ada," ucap Amaluddin.
Selain Amaluddin, sebagian besar jamaah calon haji (calhaj), yang
menginap di Tayeb Hotel, memilih mencuci pakaian sendiri. Mereka pun
membawa perlengkapan mencuci hingga menjemur, berupa tambang dan jepitan
pakaian.
"Sudah bawa semua dari rumah. Sudah disiapkan," kata salah seorang calhaj, Kamelia.
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sektor 6 Mekkah, Jajang Apipudin menerangkan, Hotel Tayeb memang tidak menyediakan jasa binatu.
Meski begitu, hotel tujuh lantai tersebut menyediakan fasilitas mencuci berupa empat unit mesin cuci di atap gedung. Tempat tersebut pun digunakan untuk menjemur pakaian.
"Kalau mau mencuci, bisa langsung ke atas," ungkap Jajang.
Karena jumlah mesin cuci yang terbatas, jamaah mencuci secara bergantian. Beberapa jamaah memilih mencuci di pagi hari. Sebagian lagi, mencuci pada sore hari.
"Kalau saya baru mencuci sekarang (sejak kedatangan ke Mekkah. Jadi, agak banyak cuciannya," ungkap Kamelia.
"Sudah bawa semua dari rumah. Sudah disiapkan," kata salah seorang calhaj, Kamelia.
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sektor 6 Mekkah, Jajang Apipudin menerangkan, Hotel Tayeb memang tidak menyediakan jasa binatu.
Meski begitu, hotel tujuh lantai tersebut menyediakan fasilitas mencuci berupa empat unit mesin cuci di atap gedung. Tempat tersebut pun digunakan untuk menjemur pakaian.
"Kalau mau mencuci, bisa langsung ke atas," ungkap Jajang.
Karena jumlah mesin cuci yang terbatas, jamaah mencuci secara bergantian. Beberapa jamaah memilih mencuci di pagi hari. Sebagian lagi, mencuci pada sore hari.
"Kalau saya baru mencuci sekarang (sejak kedatangan ke Mekkah. Jadi, agak banyak cuciannya," ungkap Kamelia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar