JAKARTA - Kondisi
perekonomian yang lesu dan disertai pelemahan nilai tukar rupiah membuat
berbagai sektor bisnis kena imbasnya. Namun, ada bisnis yang tetap
prospektif meski perekonomian sedang anjlok. Yakni industri ekonomi
kreatif.
Menurut Presiden Direktur Mata Air Group,
Thiar Bramanthia, industri ekonomi kreatif justru menawarkan peluang
bagus di saat perekonomian mengalami penurunan. “Asalkan mau kreatif,
kondisi saat ini justru jadi peluang tersendiri,” ujarnya di kawasan
Cibubur, senin (31/8).
Thiar menjelaskan, industri kreatif juga
relatif aman dan kebal dari gejolak rupiah. Para pelaku industri kreatif
bahkan tetap bertahan meski dolar Amerika Serikat (USD) sudah melampaui
angka Rp 14.000,-.
Tiare menjelaskan, karena alasan untuk survive pula maka perusahaan yang dipimpinnya menekuni industri kreatif. Salah satunya adalah mengakuisisi Sekolah Musik Farabi.
Menurut Thiar, Sekolah Musik Farabi yang
sebelumnya dimiliki musisi jazz Dwiki Darmawan itu punya prospek cerah.
Hanya saja, katanya, selama ini memang sentuhan bisnis untuk
mengembangkan Farabi kurang maksimal. “Kurang polesan bisnisnya aja,”
ujarnya.
Karenanya ia akan berupaya mengembangkan Farabi sebagai leader di bidang kursus musik. Ia akan mengibarkan bendera Farabi ke berbagai daerah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
“Kami akan meluncurkan program kursus
online yang bisa diakses secara luas oleh seluruh masyarakat Indonesia
bahkan mancanegara. Kami punya infrastrukturnya untuk videostreaming
dalam proses kursus,” ujar pemilik PT Akoe Indonesia yang bergerak di
bidang IT itu.(ara/JPNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar