Pewarta: Anom Prihantoro
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia
Din Syamsuddin mengatakan lembaga pendidikan Islam pondok pesantren
tidak bisa digeneralisir sebagai sarang teroris.
"Tidak boleh generalisasi seperti itu. BNPT (Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme) mengeneralisasi itu seolah seluruh pesantren
tempat mendidik kaum radikal itu tidak benar, bisa sesat menyesatkan,"
kata Din di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, hadirnya lembaga pesantren sudah sangat tua di
Indonesia, bahkan berkembang 1-2 abad sebelum ada negara Indonesia. Hal
itu tidak menjadi masalah selama bertahun-tahun lamanya. Di ponpes
jugalah tempat melahirkan ulama, zuama, cendekiawan muslim dan
tokoh-tokoh.
"Saya juga alumni pondok. Jangan digeneralisasi, jangan digebyah uyah," kata dia.
Kendati demikian, Din tidak menampik jika terdapat sejumlah pondok pesantren yang beraliran radikal.
"Boleh jadi satu dua demikian. Itu justru pemerintah harus melakukan
perhatian termasuk pembinaan. Tidak bisa main klaim labelisasi sampai
pembubaran karena alasan terorisme yang kurang tepat," kata dia.
Pelabelan ponpes sebagai sarang teroris, kata mantan Ketua Umum
Muhammadiyah, hanya akan membuat masyarakat ketakutan terhadap lembaga
pendidikan Islam khas Indonesia itu. Pelabelan secara umum terhadap
pesantren sebagai sarang teroris dapat menjadi tendensius sehingga
menghalangi anak Muslim untuk bersekolah di ponpes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar