LAPORAN: FEBIYANA
RMOL. Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyesalkan sikap arogan sebagian anggota DPRD DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Ketua DPW Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jakarta, M. Taher.
Menurut
Taher, kelompok nelayan sudah beberapa kali melakukan demonstrasi
menolak pengesahan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana
Zonasi dan Tata Ruang Wilayah Pesisir, Pantai Utara, dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP3K), serta Raperda Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis
Pantura
Sayangnya, aksi tersebut tidak sedikitpun digubris oleh para anggota Dewan.
"Beberapa
kali kami beraudiensi menolak reklamasi, tapi roadshow kawan-kawan
perwakilan nelayan seakan diacuhkan," sesal Taher , Kamis (25/2).
Dia membeberkan sikap salah satu Fraksi di DPRD yang membuat kelompok nelayan naik pitam.
"PDIP beberapa waktu lalu, malah kawan-kawan nelayan digiring untuk bicara pasal. Timbul kemarahan tokoh nelayan," ungkapnya.
Menurutnya, sikap berbeda ditunjukkan dua anggota Fraksi dari PPP, Abraham Lunggana (Lulung) dan Maman Firmansyah.
"Saat
diskusi dengan tokoh nelayan, Lulung dan Maman Firmansyah datang untuk
berikan dukungan. Tahu persis kesengsaraan dan jeritan," jelasnya.
Terkait
dengan penolakan pihaknya atas rencana reklamasi Teluk Jakarta, dia
menegaskan pihaknya bersama perwakilan nelayan akan melakukan aksi
besar-besaran meski pada akhirnya tidak juga mendapat tanggapan.
"Kami akan blokade pulau reklamasi, karena itu hak nelayan," klaimnya. [ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar