Jpnn
JAKARTA - Mendikbud M. Nuh menargetkan, paling telat awal tahun depan Esemka sudah bisa masuk tahap produksi massal. Dia optimis, semua persyaratan sebagai mobil yang diperjualbelikan bisa dipenuhi. "Kalau uji emisi sudah dilakukan, selesai semua. Baru masuk fase komersialisasi," katanya.
Kementeriannya akan memelopori penggunaan Esemka. Tidak hanya di level pusat, namun juga di dinas-dinas pendidikan. Bahkan, Nuh menyebut akan memberikan karya anak bangsa itu kepada presiden dan wakil presiden.
Nuh mengungkapkan, berharap, nantinya bisa menggandeng perusahaan BUMN dan swasta untuk mengembangkan mobil tersebut. Mantan rektor ITS itu tidak risau meski saat ini Esemka terkesan dijadikan alat untuk mencari simpati.
"Kami berterima kasih kalau ada yang mengapresiasi. Entah itu dijadikan lahan politik, monggo silakan. Yang penting produknya ini bisa berjalan," katanya.
Sementara Kementerian Perindustrian akan melakukan investigasi dan pemeriksaan terhadap kelayakan mobil tersebut sebelum memutuskan menjadikannya Esemka sebagai sebuah industri mobil yang diproduksi massal.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, akan mengutus seorang dirjennya untuk melakukan investigasi atas semua prosedur yang berlaku terhadap mobil Esemka. "Apabila menyepakati sistem atau teknologi itu, bisa dikomersialkan," kata Hidayat di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (5/1).
Selain dari kemenperin, perizinan untuk kelayakan Esemka juga dikeluarkan dari kementerian perhubungan sebelum mobil turun ke jalan. Hidayat menuturkan, hal itu penting untuk menjamin keamanan konsumen, program purnajual, dan ketersediaan komponen. "Jangan sampai ada euforia ikut membeli terus mogok, tidak bisa dibenahi. Ini standar internasional," ujarnya.
Dia mengapresiasi mobil Esemka sebagai inovasi bidang engineering dalam negeri. Bahkan Hidayat menyebut Esemka merupakan cikal bakal dari mobil nasional (mobnas). "Apa yang terjadi di Solo bisa menjadi trigger untuk menghasilkan mobil nasional," terangnya.
Hidayat mengaku, saat ditunjuk menjadi menperin, salah satu instruksi presiden adalah bisa melahirkan mobnas. Nah, di tahun ketiganya ini, sudah ada beberapa prototype, antara lain green car, mobil niaga untuk pedesaan, dan dari swasta, seperti tawon. Saat ini juga tengah dalam tahap uji coba kelayakannya.
Jika Esemka lulus dari pemeriksaan itu, lanjut dia, bisa berlanjut ke proses industri. Namun menurutnya, hal itu perlu disiapkan modal yang besar. "Peningkatan itu ke industri membutuhkan kapital yang cukup besar," kata Hidayat.(fal)
Kementeriannya akan memelopori penggunaan Esemka. Tidak hanya di level pusat, namun juga di dinas-dinas pendidikan. Bahkan, Nuh menyebut akan memberikan karya anak bangsa itu kepada presiden dan wakil presiden.
Nuh mengungkapkan, berharap, nantinya bisa menggandeng perusahaan BUMN dan swasta untuk mengembangkan mobil tersebut. Mantan rektor ITS itu tidak risau meski saat ini Esemka terkesan dijadikan alat untuk mencari simpati.
"Kami berterima kasih kalau ada yang mengapresiasi. Entah itu dijadikan lahan politik, monggo silakan. Yang penting produknya ini bisa berjalan," katanya.
Sementara Kementerian Perindustrian akan melakukan investigasi dan pemeriksaan terhadap kelayakan mobil tersebut sebelum memutuskan menjadikannya Esemka sebagai sebuah industri mobil yang diproduksi massal.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, akan mengutus seorang dirjennya untuk melakukan investigasi atas semua prosedur yang berlaku terhadap mobil Esemka. "Apabila menyepakati sistem atau teknologi itu, bisa dikomersialkan," kata Hidayat di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (5/1).
Selain dari kemenperin, perizinan untuk kelayakan Esemka juga dikeluarkan dari kementerian perhubungan sebelum mobil turun ke jalan. Hidayat menuturkan, hal itu penting untuk menjamin keamanan konsumen, program purnajual, dan ketersediaan komponen. "Jangan sampai ada euforia ikut membeli terus mogok, tidak bisa dibenahi. Ini standar internasional," ujarnya.
Dia mengapresiasi mobil Esemka sebagai inovasi bidang engineering dalam negeri. Bahkan Hidayat menyebut Esemka merupakan cikal bakal dari mobil nasional (mobnas). "Apa yang terjadi di Solo bisa menjadi trigger untuk menghasilkan mobil nasional," terangnya.
Hidayat mengaku, saat ditunjuk menjadi menperin, salah satu instruksi presiden adalah bisa melahirkan mobnas. Nah, di tahun ketiganya ini, sudah ada beberapa prototype, antara lain green car, mobil niaga untuk pedesaan, dan dari swasta, seperti tawon. Saat ini juga tengah dalam tahap uji coba kelayakannya.
Jika Esemka lulus dari pemeriksaan itu, lanjut dia, bisa berlanjut ke proses industri. Namun menurutnya, hal itu perlu disiapkan modal yang besar. "Peningkatan itu ke industri membutuhkan kapital yang cukup besar," kata Hidayat.(fal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar