Laporan: Firardy Rozy
RMOL. Massa aksi buruh diimbau tertib dan mematuhi peraturan perundang-undangan dalam menyampaikan aspirasi.
"Jangan
sampai aksi unjukrasa dilakukan dengan memasuki jalan tol, menutup
akses jalan tol atau bahkan merusak fasilitas yang ada di jalan tol,"
pinta Yefta Wattimury dari Solidaritas Masyarakat Pengguna Jalan Tol (
SMART) melalui pesan singkatnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/12).
Imbauan
ini disampaikan SMART menyusul rencana aksi unjukrasa puluhan ribu
buruh hari ini yang dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia dan Monumen
Nasional, Jakarta Pusat.
Yefta mengingatkan, jika tindakan
anarkis yang dikedepankan maka bisa menghambat laju perekonomian serta
mengganggu masyarakat pengguna jalan tol yang juga merupakan rakyat.
"Pastinya merugikan operator tol," imbuhnya.
SMART
berpendapat, aksi unjukrasa sepatutnya tidak menyusahkan pihak lain.
Terlebih diketahui bersama jalan tol merupakan urat nadi perekonomian di
mana tidak boleh ditutup dan terganggu lalu lintasnya. Publik pastinya
akan mengapresasi jika aspirasi itu tidak menjurus tindakan anarkis.
"Aksi
unjukrasa yang dilakukan dengan cara-cara menutup akses tol ataupun
merusak fasilitas yang ada dijalan tol justru akan mencoreng perjuangan
dari tujuan aksi unjukrasa tersebut," tutup Yefta.[wid]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar