BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 29 Mei 2015

Jual Beli Ijazah, Akademisi: Pejabat Harusnya Beri Contoh yang Benar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terungkapnya penerbitan ijazah perguruan tinggi yang palsu, asli tapi palsu, asli tapi tidak melalui proses perkuliahan atau jenjang akademik yang wajar membuat akademisi Universitas Indonesia Chusnul Mar'iyah berkomentar.

Menurutnya ijazah haruslah diperoleh dengan cara yang jujur karena masalah bangsa ini merupakan refleksi dari peradaban bangsa yang penyebabnya adalah masalah pendidikan.

"Budaya kita memang menghargai ijazah, hargailah ijazah tersebut karena jujur memperolehnya. Ijazah adalah label bukan type of person," ujar Chusnul dalam akun facebooknya, Kamis malam (28/5).

Dia menambahkan, oleh sebab itu berilah kualitas pada ijazah yang sudah dicapai. Artinya penerima ijazah harus menjaga integritasnya dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak citra.

Chusnul mengungkapkan tingkat rata-rata pendidikan di Indonesia adalah 7,5 tahun artinya kelas dua semester SMP. Kebijakan negara yang membuat semakin kompleksnya dunia pendidikan. Karir guru, dosen seringkali ditentukan oleh administratif yang tentunya tidak merata di republik ini.

Dia menuturkan untuk karir pejabat juga ditentukan oleh sertifikat ijazah. Alhasil mau di parlemen, eksekutif, yudikatif, ijazah dan gelar musti dipajang walau tidak ada isinya, hasil beli, bukan hasil belajar yang benar.

"Mari para pejabat berilah contoh mau dapat master, doktor musti mengikuti kuliah dengan benar," katanya.

Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa prinsip pendidikan di Indonesia adalah ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani

"Dengan demikian kita membangun integritas dan peradaban bangsa. mari kita selamatkan dunia pendidikan di Indonesia. Mari kita berlomba- lomba untuk melakukan kebaikan. Pendidikan adalah remedy dari semua persoalan bangsa kita," tandasnya

Tidak ada komentar: