Jakarta (ANTARA
News) - Anggota DPR RI, Dewi Aryani meminta kepada Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan jajarannya untuk mendukung reformasi birokrasi.
"Dukungan
utama dari presiden harus benar-benar serius, tidak hanya sekedar
wacana saja termasuk semua menteri dan pimpinan lembaga negeri ini untuk
bersama-sama melaksanakan dengan kesungguhan reformasi birokrasi.
Pemerintah harus mendorong dekooptasi politik atas birokrasi dengan cara
promosi jabatan terbuka dan rekrutmen profesioanal Pegawai Negeri Sipil
(PNS)," kata Dewi saat menghadiri penluncuran buku "Megawati Anak Putra
Sang Fajar" di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis malam.
Lebih lanjut disebutkan, reformasi birokrasi yang selalu didengung-dengungkan dan diwacanakan masih banyak mengalami kendala.
Menurut dia, hal itu dikarenakan menyangkut perubahan relasi dengan politik dan perubahan budaya.
"Problem-problem
birokrasi saat ini diantaranya adalah organisasi tidak semuanya tepat
fungsi, banyak lembaga dan badan-badan yang overlapped fungsinya
sehingga terjadi pemborosan anggaran negara, peraturan
perundangan-undangan kita saling tumpah tindih dan tidak terintegrasi,
sumber daya aparatur kita tidak menyebar sesuai kebutuhan kuantitas dan
kualitasnya, pelayanan publik untuk masyarakat sangat buruk dari
transportasi, pelayanan umum lainnya (KTP, SIM, KK, Akte masih berbelit
dan berbiaya besar), pola pikir dan budaya kerja birokrat-birokrat dan
praktisi birokrasi saat ini belum mendukung esifiensi,
efektif,profesional dan melayani," kata politisi PDIP itu.
Ditambahkan, wajah birokrasi kita sekarang ini sungguh memprihatinkan. Potret birokrasi yang sangat buruk.
"Bad
governance sudah seperti membudaya. Korupsi dimana-mana, sudah menjadi
berita sehari-hari. baik di sektor eksekutif, legislatif dan lain-lain
termasuk lembaga-lembaga pendidikan ditanah air. Sepertinya peranan KKN
bakal menghancurkan tatanan dan cita-cita bangsa menuju bangsa yang
berdikari dan berdaulat. Tidak hanya birokrasi yang hancur tapi
kedaulatan di berbagai bidang juga sudah porak poranda. Diantaranya
bidang energi, pangan, telekomunikasi, perbankan. Penguasaan
sektor-sektor penting oleh asing membuat bangsa ini tidak lagi bisa
mengatur sumber daya yang ada untuk dimanfaatkan sebagai sarana dan
potensi memakmurkan rakyatnya," kata Dewi yang juga Duta Universitas
Indonesia untuk Reformasi Birokrasi dan Pengembangan Administrasi dan
Kebijakan Publik FISIP UI itu.
Akibat semuanya itu, maka timbul
masalah seperti korupsi dan makin ambruknya kepercayaan rakyat terhadap
birokrasi yang semakin buruk, mengindikasikan negara dalam keadaan
kritis dan krisis kepemimpinan.
"Moral Pancasilais sudah tidak
melekat lagi pada para birokrat di Indonesia. Rakyatpun sudah pesimis
dan apatis," pungkas anggota Komisi VII DPR RI itu.(Zul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar