RMOL. Baru saja Rapat Dengar Pendapat Komisi III dengan KPK dimulai, banjir interupsi terjadi.
Anggota
dari Fraksi PDI Perjuangan, Said Muhammad, menolak rapat dipimpin Ketua
Komisi, Benny Harman, yang segera dijadikan saksi kasus suap wisma
atlet SEA Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
"Interupsi
Ketua, pada rapat kali ini kita juga aka membahas kasus wisma atlet.
saya baca di halaman pertama media kalau Pak Benny Harman akan dijadikan
saksi kasus wisma atlet. Untuk menjaga netralitas, saya minta yang
memimpun rapat kali ini adalah Wakil Ketua yang lain," sergah Said
sesudah rapat dibuka, di gedung DPR, Senin (27/2).
Mendengar protes Said, Benny menjawab, "Sampai sekarang, belum ada panggilan."
Mendengar itu, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Dasrul Djabar ikut menyelak.
"Kita jangan lebay. Sebagai orang hukum jangan semua dipolitisi," lontarnya.
Politisi
PDIP lainnya, Ahmad Basarah, menengahi dan ingin menanyakan langsung
pada KPK soal rencana menjadikan Benny Harman sebagai saksi.
Beny Harman yang jadi bahan perdebatan terus mencoba menyakinkan para koleganya.
"Saya
jadi Polisi Lalu Lintas, saya disini sebagai Komisi III, bukan ketua
Poksi Partai Demokrat. Saya jamin saya independensi dan netral. Kalau
terbukti saya tidak netral, Saya akan copot diri saya sendiri, tidak
usah disuruh dicopot," tuturnya.
Akhirnya, situasi mereda dan
Komisi III menyetuji rapat dengan pimpinan KPK dipimpin oleh Beny Harman
yang didampingi Aziz Syamsudin (Golkar) dan M. Nasir Djamil (PKS).[ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar