VIVAnews – Pasca banjir bandang yang menghantam dua
kecamatan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, masyarakat korban
bencana belum beraktivitas normal. Menurut informasi Pusat Pengendali
Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumbar, ribuan kubik kayu
dan batu besar masih menutupi sejumlah tempat.
Manajer Pusdalops
PB Sumbar, Ade Edward, mengatakan pembersihan lokasi bencana dari
sisa-sisa material banjir bandang akan memakan waktu. “Tumpukan kayu dan
batu besar yang mencapai ribuan kubik ini menutupi sawah dan sejumlah
lokasi sehingga tidak mudah untuk dibersihkan,” kata Ade Edward pada VIVAnews, Senin, 27 Februari 2012.
Kayu-kayu
besar tersebut, kata Ade, masih menutupi sejumlah jalan dan memutus
akses ke Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari – satu dari dua
kecamatan yang terkena terjangan banjir bandang.
Akibatnya, warga
di sana terpaksa menempuh jalur memutar ke arah Panti dan Agam untuk
mencapai pusat ibukota kabupaten, Lubuk Sikaping. Sedikitnya, sebanyak
30 titik jalan yang menjadi akses ke Malampah terputus dan tidak bisa
dilalui.
Hingga saat ini, Pusdalops mencatat sekitar 141 kepala
keluarga masih mengungsi di sejumlah tempat seperti sekolah, tempat
ibadah, dan famili terdekat. Mereka merupakan korban banjir bandang yang
rumahnya rusak akibat diterjang banjir bandang, Rabu sore pekan
kemarin.
Percepatan Penanganan
Pemerintah
berencana melakukan percepatan penanganan korban banjir bandang di
Pasaman dengan mengadopsi penanganan bencana di Pesisir Selatan,
beberapa waktu lalu. Usai finalisasi data kerusakan didapatkan Rabu
besok, tim penanggulangan bencana akan menyiapkan rumah permanen bagi
para korban.
“Tidak perlu pakai hunian sementara bagi para
korban yang rumahnya hancur, karena ini akan memakan waktu. Jadi,
disiapkan saja rumah permanen atau rumah tetap bagi korban,” kata Ade.
Percepatan pembangunan ini diperkirakan akan memakan waktu dua bulan.
Pemerintah
akan memberikan bantuan dana stimulus untuk membangun kembali
rumah-rumah korban yang rusak berat. Namun jumlah bantuan belum
ditetapkan karena proses finalisasi data masih berjalan.
Terkait
logistik untuk para pengungsi yang diperkirakan mencapai sekitar 700
orang, Pusdalops Sumbar telah menyiapkan di posko induk di SMPN 1
Kecamatan Simpati. Posko induk menyiapkan bantuan berupa makanan ringan,
beras, mie instan, selimut, tikar, dan sejumlah obat-obatan. “Logistik
aman, semua masih terkendali,” ujar Ade.
Menurut data sementara
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banjir bandang yang melanda
Kecamatan Simpati dan Tigo Nagari mengakibatkan ratusan rumah rusak
berat dan ringan, memutus dan merusak jembatan, merusak 18 saluran
irigasi, dan menghancurkan ratusan hektare sawah dan puluhan hektare
kebun milik masyarakat. Kerugian ditaksir mendekati angka Rp13 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar