Banda Aceh (ANTARA
News) - Polda Aceh yang dibantu TNI telah mengumpulkan 13 pucuk senjata
api selama lima hari digelarnya operasi "Sikat Rencong" di sejumlah
daerah di provinsi itu.
"Ada 13 pucuk senjata api standar yang
diserahkan masyarakat dan temuan hasil operasi tersebut selama lima hari
terakhir, " kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Polisi Gustav Leo, di
Banda Aceh, Sabtu malam.
Selain senjata api standar, sedikitnya
141 butir amunisi berbagai jenis senjata api juga telah diamankan di
beberapa daerah yang ikut menggelar operasi "Sikat Rencong" menjelang
pelaksanaan pemilihan kepala daerah Aceh pada 9 April 2012.
Namun,
kata Gustav menjelaskan dari 13 pucuk senjata api itu hingga kini belum
ditemukan tersangka pemilik senjata ilegal sejak digelarnya operasi
yang melibatkan personil Polri dan prajurit TNI tersebut di Aceh.
Untuk bahan peledak, Kabid Humas Polda Aceh juga menyebutkan sedikitnya terkumpul lima mortir dan satu butir granat standar.
Senjata
api, bahan peledak yang terkumpul selama operasi penegakan hukum
menjelang pilkada gubernur/wakil gubernur, dan 17 pasangan bupati/wakil
bupati dan wali kota/wakil wali kota tersebut, ada diantaranya ditemukan
di areal perkebunan.
"Artinya, kami menemukan senjata api dan
bahan peledak itu di kebun-kebun atas informasi yang diberikan
masyarakat. Sementara pemiliknya kami tidak mengetahuinya," kata Gustav
menambahkan.
Operasi "Sikat Rencong" aparat kepolisian yang
dibantu prajurit TNI di Aceh itu akan berakhir 11 Maret 2012. Enam
Polres menjadi fokus utama untuk pencarian senjata api sebagai upaya
bersama menciptakan suasana aman dan nyaman menyambut pilkada nanti.
Dalam
beberapa bulan terakhir tercatat 13 kali kejadian berdarah yang menelan
korban jiwa dan cidera di sejumlah daerah di provinsi berpenduduk
sekitar 4,3 juta jiwa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar