RMOL. Lewat pendekatan persuasif, polisi terus berusaha
mendekati dua kelompok yang berseteru di Kwamki Lama agar segera
berdamai. Dua kelompok yang dimaksud adalah kelompok atas di Kelurahan
Harapan dan kelompok bawah di Kampung Amole kembali terlibat konflik.
"Seuai
perintah Pak Kapolres, kami telah menugaskan anggota untuk melakukan
pendekatan ke masyarakat dua kelompok di Kwamki Lama untuk segera
mengakhiri konflik karena kita semua tidak menghendaki masyarakat terus
terjerumus dalam situasi konflik yang justru merugikan mereka sendiri,"
kata Kepala Satuan Binmas Polres Mimika, AKP Tony Upuya di Timika,
Selasa (9/10).
Menurut Tony, saat mendekati kedua kelompok yang
bertikai, Binmas Polres Mimika menekankan pentingnya hidup dalam kondisi
dan situasi damai. Jika kamtibmas di Kwamki Lama aman dan masyarakatnya
hidup berdampingan dalam suasana perdamaian maka masyarakat bisa
melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan ekonomi mereka.
"Kita semua berharap apa yang dilakukan ini bisa mengubah pola pikir masyarakat Kwamki Lama," tutur Tony.
Ia
menambahkan, hingga saat ini polisi masih mengamankan Kwamki Lama.
Personel polisi ditempatkan di batas pemukiman warga kelompok atas dan
warga kelompok bawah agar kedua kelompok tidak saling menyerang. Selain
itu, polisi juga terus melakukan patroli keliling dan mencegah warga
membawa senjata tajam masuk ke Kwamki Lama.
Situasi kamtibmas di
Kwamki Lama kembali tergganggu pascainsiden terbunuhnya salah seorang
warga suku Amungme, Hendrikus Beanal di Kampung Utikini Baru-SP12,
Distrik Kuala Kencana, awal Oktober. Buntut dari kasus itu, kerabatnya
membunuh salah seorang warga Suku Dani, Pendius Tabuni di Jalan
Cenderawasih Timika.
Peristiwa itu memicu pecahnya kembali bentrokan
antara massa kelompok bawah dan massa kelompok atas di Kwamki Lama sejak
Rabu (4/10) hingga Sabtu (6/10) yang mengakibatkan puluhan orang
terluka akibat terkena anak panah. [ant/ysa]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar